Paus Benediktus XVI menyerukan berakhirnya kekerasan dan pertumpahan darah yang diklaim telah mengakibatkan penderitaan ribuan orang di Siria. Menurut situs resmi tahta suci, hal ini disampaikan Paus pada hari minggu dihadapan ribuan orang yang berkumpul di lapangan Santo Petrus, Roma. Kebanyakan konflik di Siria terfokus di kota Homs, dimana 23 orang dilaporkan meninggal. Protes yang berlangsung sejak 11 bulan yang lalu telah menyebabkan ribuan orang tewas. Presiden Bashar Al Ashad berjanji untuk melakukan reformasi politik namun tetap jauh dari perubahan yang dituntut oleh para demonstran. Bahkan, resolusi yang dinyatakan oleh Dewan Keamanan PBB telah di-veto oleh China dan Rusia.
Paus mengatakan bahwa prioritas hendaknya diberikan pada jalan dialog, rekonsiliasi, dan damai. Beliau mengikuti perkembangan di Siria dan mengingat para korban dalam doa, termasuk anak-anak,”mereka yang telah terluka dan menderita sebagai akibat perkembangan konflik yang mengkhawatirkan”