Puncta 30.04.22
Sabtu Paskah II
Yohanes 6: 16-21
AKSI Rara Isti Wulandari di Sirkuit Mandalika langsung ditiru oleh pemain-pemain bola di Liga Inggris. Gerakan tangannya di atas singing bowl menghasilkan bunyi dan getaran ditirukan oleh banyak olahragawan dunia.
Apa yang dilakukan Rara adalah tradisi lokal yang sudah berkembang dari jaman nenek moyang dahulu.
Di Indonesia ada banyak kearifan lokal untuk meminta dan menghalau hujan, memohon sesuatu melalui doa-doa dan adat budaya setempat.
Kita punya adat istiadat yang sangat kaya. Kita lhoh…Indonesia.
Rara berjalan di Sirkuit Mandalika sambil memukul singing bowl. Sebentar kemudian hujan yang disertai petir menjadi reda dan hilang.
Seolah hujan dan petir taat pada perintah Rara. Sepertinya dia bisa mengatur hujan untuk tidak jatuh di suatu tempat.
Semua orang bisa menikmati perlombaan motor dunia dengan sukacita.
Yesus lebih hebat lagi. Dia berjalan di atas air dan menghardik angin badai di danau, sehingga menjadi tenang.
Setelah mengadakan mukjijat pergandaan lima roti dan dua ikan untuk lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung untuk berdoa.
Sementara para murid mendahului perjalanan melalui danau dengan perahu.
Sepanjang malam laut bergelora karena angin kencang. Sesudah beberapa mil dari pantai, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu mereka.
Para murid sangat ketakutan. Tetapi Yesus berkata, ”Aku ini, jangan takut.”
Yesus naik ke atas perahu mereka dan mereka sampai ke tempat tujuan dengan selamat.
Ketika mereka bersama Yesus, amanlah perjalanan mereka.
Kisah ini bisa kita alami dalam kehidupan kita masing-masing. Kita semua ibaratnya sedang menaiki perahu kehidupan.
Ada gelombang menghadang, angin kencang, badai dan taufan kehidupan silih berganti. Kalau hanya berjalan sendiri, kita pasti ketakutan dan tak mampu melalui semua.
Namun ketika kita mengandalkan Yesus dan mempersilahkan Dia naik ke dalam perahu kita, maka amanlah semuanya.
Ketika perahu kehidupan kita tergoncang hebat oleh angin badai, undanglah Yesus untuk masuk di dalamnya. Biarkan Dia menjadi nakhoda yang mengendalikan kehidupan kita.
Yesus adalah nakhoda yang andal. Ia sangat menguasai dan mampu mengendalikan angin taufan, hujan badai dan gelombang dunia.
Dialah Raja Semesta Alam. Maka sabda-Nya juga ditujukan kepada kita yang sedang bingung, galau, gelisah, kawatir dan takut menghadapi gelora kehidupan. ”Jangan takut, Aku ada bersamamu.”
Kehadiran seorang Rara saja bisa membuat sirkuit tidak hujan. Apalagi kehadiran Yesus Sang Raja yang menguasai alam semesta.
Pastilah Dia membawa damai sejahtera, syalom bagi seluruh dunia. “Jangan takut, percaya saja.”
Pertanyaan reflekstif: Apakah kita sungguh percaya kepada Yesus yang menguasai hidup kita? Apakah kita sering berdoa dengan sungguh-sungguh kepada-Nya?
Pawang hujan beraksi di Mandalika.
Para penonton bersorak sorai sukaria.
Tuhan Yesus Raja alam semesta raya,
Dia membawa damai sejahtera kita.
Cawas, Jangan takut….