Puncta 26 Maret 2025
Rabu Prapaskah III
Matius 5:17-19
ORDE BARU telah merumuskan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa melalui Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 yang menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Namun produk hukum ini tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
Tanpa ada pedoman tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, kita sekarang menghadapi carut marutnya kehidupan bersama. Apa yang telah dirumuskan dengan baik, dihapus tanpa diberi pedoman baru berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Yesus datang bukan untuk menghapuskan Hukum Taurat. Ia datang untuk menggenapinya. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya,” Kata-Nya tegas.
Bahkan secara tegas Yesus menggarisbawahi bahwa barang siapa meniadakan salah satu perintah Taurat, sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian kepada orang lain, menduduki tempat yang paling rendah dalam Kerajaan Surga.
Apa yang kurang dalam Hukum Taurat adalah pelaksanaan dan pengamalannya. Taurat bukan sekedar aturan-aturan tertulis. Tetapi lebih dari itu adalah amalan dan penghayatan kongkret dalam hidup sehari-hari.
Taurat akan berarti jika perilaku dan sikap hidup manusia benar-benar dijiwai olehnya. Dengan demikian Taurat menjadi sumber inspirasi yang menuntun orang kepada kebaikan dan menjadi sumber moral dalam bertindak dan berbuat dalam relasi sosial. Jika demikian orang akan menduduki tempat tertinggi di dalam surga.
Demikian juga dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai itu bukan sekedar indah tertulis sebagai pedoman, tetapi bermakna jika dihayati dan diamalkan dalam hidup sehari-hari. Sayangnya, orang zaman sekarang sudah lupa apa itu Eka Prasetya Pancakarsa.
Setiap hari ikut penataran P empat.
Harus menghapal butir-butir dan ayatnya.
Hidup kita akan penuh dengan berkat,
Kalau dapat melaksanakan kehendak-Nya.
Wonogiri, menghayati dan mengamalkan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr