ORANG Yahudi memiliki pikiran sempit mengenai sosok Mesias yang mereka nanti-nantikan. Dalam persepsi mereka, Mesias adalah seorang pemimpin yang mempunyai kerajaan dan kekuasaan yang begitu besar, sehingga mampu menaklukkan bangsa Romawi yang menjajah mereka.
Akibatnya, mereka meremehkan seruan pertobatan dari Yohanes Pembaptis yang memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan mereka menolak Yesus, anak seorang tukang kayu, yang sering bergaul dengan para pendosa. Mereka sok tahu dan merasa paling benar sehingga tidak peka akan kehadiran Tuhan.
Hendaknya kita belajar dari pengalaman pahit orang Yahudi. Janganlah kita membatasi karya Allah dengan pikiran kita yang sempit. Sadari bahwa Allah dapat bekerja melalui banyak cara, yang tidak dapat kita duga. Ia dapat menggunakan siapa saja dan peristiwa apa saja guna menegur dan mengarahkan kita kembali ke jalan yang benar.
Mari belajar berpikir positif dan jangan menilai seseorang hanya dari penampilan lahiriahnya saja. Jalin relasi yang akrab dengan Tuhan agar kita peka terhadap kehadiranNya, mengenali suaraNya serta terbuka terhadap kehendak dan rencanaNya yang menuntun kita menuju keselamatan.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)