Home BERITA Pekan Kaul Bersama Antar Religius: Langkah Kongkret Hayati Kaul

Pekan Kaul Bersama Antar Religius: Langkah Kongkret Hayati Kaul

0
304 views
Kursus Gabungan Novis atau KGN Regio Yogyakarta adakan konferensi antara formator dan formandi tentang penghayatan kaul. (Br. Libert Jehadis CSA)

NAMANYA adalah Kursus Gabungan Novis atau KGN. KGN ini ada di Rayon Yogyakarta.

Menariknya, KGN Yogyakarta kembali mengadakan pertemuan bersama tanggal 1-6 Mei 2022 di Syantikara Yogyakarta.

44 peserta gabung

Kali ini, KGN ingin mendalami bersama arti pentingnya pemahaman, penghayatan dan mengejawantah tri kaul hidup membiara.

Peserta yang hadir berjumlah 44 orang. Terdiri dari 12 tarekat religius.

  • Lima tarekat pria: CSA, FIC, FICP, MTB, OMI.
  • Tujuh tarekat perempuan: AK, BKK, CB, MASF, PBHK, MC, SJD.

Narasumber dari kegiatan ini adalah internal formator KGN sendiri. Artinya tidak mengundang khusus narasumber dari luar, kecuali pada hari kedua ada satu sesi yang menghadirkan satu pasangan suami isteri yang memberi kesaksian tentang kehidupan berkeluarga.

Tujuan

Tujuan diadakan pekan kaul bersama (PKB) ini adalah:

  • Untuk mengolah bersama formandi atau calon religius dengan materi-materi yang disiapkan oleh setiap tarekat sehingga mampu menghayati kaul-kaul dengan baik.
  • Membantu para novis untuk menyiapkan diri mengkirarkan Kaul Sementara.
  • Menjalin relasi dan kerjasama antar Kongregasi dalam membangun Kerajaan Allah.
  • Para formandi semakin berkembang dalam mengolah dan mengenal dirinya.
  • Saling meneguhkan dan saling menguatkan antar calon religius (para novis).
  • Agar para novis mengalami hidup bersama dengan berbagai dinamika dan kekayaan masing-masing.
Para Novis dari sejumlah tarekat religius yang ikut dalam program ini. (Br. Libert CSA)

Metode

Metode yang dibuat dan dilakukan selama PKB ini adalah diskusi antara formandi dengan materi kaul dan paparan yang telah mereka siapkan osendiri.

Dari paparan yang disiapkan, mereka buat ekspresi sesuai penghayatan dan pengalaman konkret di masing-masing komunitas.

Lebih mendalam lagi, ketika materi dan paparan yang disiapkan itu kemudian dipresentasikan sehingga terjadi dinamika saling menguatkan.

Lengkap dengan berbagai penegasan yang ditemukan.

Mereka rupanya bisa begitu kritis dan jeli melihat fenomena penghayatan kaul para religius zaman ini. Dengan demikian, para formandi sungguh-sungguh dipersiapkan menjadi religius yang berkualitas dan kredibel.

Reaksi para formandi selama mengikuti Pekan Kaul Bersama ini adalah semangat untuk belajar, antusias, terdukung dan sangat membantu, serta berdiskresi akan cara hidup yang telah dipilih dan ditentukannya.

Forum syering para novis. (Br. Libert CSA)

Selain itu, mereka juga selalu merindukan pertemuan seperti ini. Lantaran, hasil pertemuan bersama ini biasanya selalu membawa perubahan di dalam hidup mereka.

Perasaan para formandi selama mengikuti PKB adalah senang, gembira, bahagia, antusias karena bisa berjumpa dengan teman-teman dari berbagai tarekat secara nyata. Selain itu muncul perasaan deg-degan terlebih saat menyampaikan materi dihadapan teman-teman.

Menurut mereka, sesi yang paling berkesan adalah ketika mendalami kaul kemurnian yang disampaikan oleh para suster Novis PBHK. Itu karena dikatakan sesuai pengalaman mereka sebelum bergabung masuk ke dalam tarekat dan kemudian masuk biara.

Materi yang diberikan sungguh-sungguh mengena dan konkret dialami dalam kehidupan selama ini.

Sesi yang paling berkesan lainnya adalah ketika peserta diberi kesempatan bertanya dan mendiskusikan tentang materi kaul-kaul yang didalami itu.

Syering dari para formator. (Br. Libert CSA)

Syering hidup berkeluarga

Selain itu, saat syering hidup religius dari para formator dan syering keluarga pasangan Mas Mono dan Mbak Atik.

Mengapa?

Karena mengangkat pengalaman konkret yang dialami dan dirasakan selama ini sesuai pilihan masing-masing. Dari pengalaman itu akhirnya kami mampu memilah-milah mana yang baik, tepat dan bisa dilakukan dalam kehidupan kedepannya.

Pengalaman yang didapat waktu sesi kesaksian pasangan suami isteri, Mas Mono dan Mbak Atik adalah belajar konsisten dengan komitmen yang dibuat.

Hidup itu sebuah pilihan dan setiap pilihan ada risiko dan konsekuensi masing-masing maka dijalani dengan rasa syukur dan penuh sukacita.

Dalam syering pasutri, mereka menegaskan bahwa panggilan keluarga membutuhkan kesetiaan dan komitmen baik dalam suka maupun duka.

Manajemen konflik sangat penting untuk mengelola perasaan.

Adanya keterbukaan dalam mengelola keuangan.

Syering dari pasutri tentang dinamika hidup berkeluarga. (Br. Libert CSA)

Menurut Mbak Atik, salah satu cara atau bentuk merawat dan memeluk komitmen yakni saling percaya, saling menghargai dan menghormati satu sama lain,” ungkap guru agama Katolik ini dengan mantap.

Sedangkan Mas Mono, sebagai suami, harus jujur dan tekun membiayai kebutuhan keluarga.

Menurut alumnus YKPN Yogyakarta, yang belum bisa diubah dalam hidup berkeluarga adalah ketika mengembangkan hobi yang kadang-kadang lupa waktu untuk keluarga.

Namun puji Tuhan sampai saat ini bisa diatasi.

Demikian kata penyuka memelihara burung- burung langka ini dengan tegas.

Selain itu, Mbak Atik merasa bahwa panggilan keluarga tidak kalah jauh berbeda dengan panggilan religius yakni menuntut kesetiaan janji dalam ketiga kaul.

Ia memberi pesan, jangan hanya lihat hidup keluarga yang indah dan baik-baik saja sebab banyak juga pemgalaman jatuh bangun untuk menyesuaikan hati satu sama lain.

Langkah-langkah konkret yang akan dibuat oleh para pendamping, para magister-magistra setelah PKB antara lain:

  • Berusaha dijalankan, diaplikasikan di Kongregasi masing-masing dengan baik.
  • Selalu dan tetap mendampingi para novis dengan mengajak mereka mengendap secara pribadi seluruh pengalaman yang didapat selama ini,.
  • Berusaha menemukan bentuk-bentuk atau nilai-nilai hidup yang akan dikembangkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di komunitas masing-masing.
  • Mengevaluasi perjalanan selama setahun ini demi mempersiapkan diri pengikraran kaul sementara.
Forum pembelajaran bersama antara para formator dan formandi. (Br. Libert CSA)
Dinamika belajar bersama. (Br. Libert CSA)

Pesan untuk para formandi

Kaul tidak hanya sekadar pengetahuan tetapi diinternalisasikan, dibatinkan dan yang paling penting adalah dilaksanakan menurut konteks masing-masing saat ini, entah sebagai novis, yunior, medior atau senior. Demikian pesan dari Romo Rukmono OMI.

Menumbuhkan semangat dalam belajar bersama antar tarekat, jangan takut jangan kwatir, tetap menjaga komunikasi, saling percaya dan saling meneguhkan, serta rayakanlah kebersamaan ini dengan penuh sukacita dan terus bersyukur. Ini pesan dari Sr. Ima AK.

Semoga pilihan ini tepat bagi anda dan anda menjadi bahagia. Pesan dari Br. Stef FICP.

Langkah ke depan

Setelah PKB ini, para novis diajak untuk semakin memperbiki hidup doa hidup bersama dan hidup kerasulan.

Intinya adalah mengitegrasikan nilai-nilai yang didapatkan selama PKB untuk kemudian diwujunyatakan di dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, sebagai pribadi yang terpanggil akan semakin mempertegas pilihan yang  telah ditentukan, berusaha menghayati, menjalani atau mengejawantah kaul-kaul yang akan diikrarkan dengan benar.

Hidup doa adalah kekuatan mendasar dalam penghayatan tri kaul.

Masak bersama para novis. (Br. Libert CSA)

Sebagai bentuk implementasi konkret penghayatan tri kaul, maka sehari sebelum penutupan PKB, para novis dibagi beberapa kelompok lalu dibawa ke beberapa komunitas di Yogyakarta: Novisiat MTB, CB dan OMI.

Di sana mereka belajar masak bersama, doa bersama dan makan bersama.

Kaul bukan hanya dipahami, dipelajari, dihayati namun dipraktikkan.

Semoga membuahkan hasil dan menginspirasi bagi perkembangan panggilan yang dijalani kedepannya.

Satu kata untuk PKB tahun ini adalah fantastik, seru, bahagia, keren, menambah wawasan dan lain sebagainya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here