Untuk kedua kalinya, Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) dilakukan secara daring dan bakal lebih semarak dari sebelumnya. Proses akan lebih lama karena dimulai lebih awal. Biasanya di masa normal, kegiatan hanya digelar seminggu menjelang Hari Raya Kenaikan Tuhan (minggu kelima Paskah pada bulan Mei). Tahun lalu, kegiatan mulai dilaksanakan secara virtual di awal bulan Mei hingga awal Juni.
“Tahun ini, kita juga memeriahkannya dengan berbagai kegiatan online. Bedanya, kita sudah mulai kegiatan jauh hari sebelum bulan Mei. Launching pada 16 Maret dan memuncak pada 16 Mei,”ujar Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI), RD Steven Lalu, Senin (16/03/2021) di Jakarta.
Sejak tahun lalu, akibat pandemi Covid-19, Komisi Komsos KWI sebagai penyelenggara acara ini berupaya agar PKSN yang sudah dilakukan tujuh kali tersebut tetap berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Peluncuran “PKSN Online 2021” dilakukan bersama seluruh awak Komsos Keuskupan di Indonesia secara virtual, yang sehari sebelumnya sudah melakukan webinar sebagai kegiatan awal. Selanjutnya, berbagai acara akan bergulir terus-menerus selama sisa bulan Maret, April, dan Mei.
Pengalaman tahun lalu, kata RD Steven, kegiatan daring ini justru memungkinkan kepesertaan umat yang lebih banyak dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Pelatihan bahkan bisa diselenggarakan lebih intensif, apalagi dikombinasi dengan pelatihan dalam jangka waktu sebulan. Hal ini menjadikan kegiatan-kegiatan selama PKSN tidak berlalu (lewat) begitu saja.
“Harapannya, pesan Paus juga makin menempel di hati masing-masing umat dan bergema lebih lama,”ujar RD Steven.
Datang dan Lihatlah
Sejak diselenggarakan pertama kali tahun 2014, PKSN selalu dimeriahkan dengan berbagai kegiatan terkait komunikasi dan selalu didasarkan pada pesan Paus. Tahun ini, tema “Datang dan Lihatlah, Berkomunikasi dengan Menjumpa Orang Lain Apa Adanya” dilontarkan oleh Paus Fransiskus dalam pesannya di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55.
Masih bicara tentang persoalan komunikasi, kali ini Paus menekankan sifat hakiki sebuah komunikasi. Paus pertama asal Amerika Latin itu mengajak kita semua bergerak, datang, dan melihat sendiri serta tinggal bersama orang-orang, menjumpai mereka secara langsung.
Inilah yang disebut dalam dunia jurnalistik sebagai metode paling dasar dalam mengumpulkan kisah/berita. Datang, melihat sendiri, dan mengumpulkan kisah merupakan prosedur paling penting sebelum semua informasi kita sampaikan kepada khalayak di media massa. Inilah bentuk komunikasi paling jujur. Dan dengan cara yang sama, iman Kristiani dikabarkan sejak awal di Sungai Yordan dan Danau Galilea.
Dengan gamblang, Bapa Suci mengapresiasi kerja wartawan seperti ini, yang selalu berupaya melakukan verifikasi secara langsung. “Kita harus berterima kasih atas keberanian dan komitmen dari begitu banyak pekerja profesional: para wartawan, para pekerja film, editor, dan sutradara yang kerap bekerja dengan penuh risiko,”ujar Paus Fransiskus seperti dikutip dari pesannya.
Pujian dan penghargaan Bapa Suci ini sekaligus sebagai bentuk ajakan secara langsung melawan sikap-sikap manipulatif dalam berkomunikasi, penyebaran informasi yang cenderung bernarasi tendensius, dan opini kosong tanpa arti yang hanya dikerjakan di meja redaksi tanpa bertemu orang.
Sebaliknya, Paus melihat secara positif berbagai sarana komunikasi saat ini dengan teknologinya yang jauh berkembang sebagai alat yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, seperti menyebarkan kisah-kisah inspiratif, cerita-cerita positif, narasi-narasi yang membangun persaudaraan dan bukan pertengkaran. Mungkin kalau Santo Paulus hidup di zaman ini, kata Paus, dia juga akan menggunakan email dan media sosial untuk menyampaikan ajaran-ajaran imannya.
Meski begitu, Bapa Suci tetap menekankan bahwa masa pandemi ini telah membuat kita semua menjaga jarak. Karena itu, tantangan untuk datang, melihat sendiri peristiwa-peristiwa dari dekat, dan mengalami langsung menjadi semakin nyata.
Saat ini, kita tidak bisa sembarangan bertemu orang secara langsung. Ada protokol kesehatan yang harus dijalani. Meski vaksinasi sudah ada, protokol kesehatan tetap harus dijalankan. “Maka, tantangan yang menanti kita adalah berkomunikasi dengan menjumpai orang-orang di mana pun mereka berada dan sebagaimana adanya,” tandas Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini.
Kegiatan Baru, Komsoslympics
Tahun ini, demi menyebarkan pesan Paus, Komisi Komsos KWI menginisiasi berbagai kegiatan lomba dan pelatihan atau pendampingan. Sebut saja Lomba Content Creative Digital (tebak kata, membuat caption, cerita berantai), Lomba dan Pendampingan Menulis Opini, Lomba dan Pendampingan Menulis di Media Massa, Lomba dan Pendampingan Video Bercerita, Lomba dan Pendampingan Podcast Pewartaan, Lomba Cipta Lagu Pesan Paus, dan Lomba Video Antar-Komsos Keuskupan.
Yang paling baru dalam kegiatan kali ini, disebut dengan Komsoslympics. Ini merupakan ajang silaturahmi komunitas-komunitas Katolik. “Ada lomba menjawab berbagai pertanyaan atau kuis seputar kekatolikan dan kegiatan ini akan diselenggarakan selama tujuh hari, mengadu pengetahuan gerejani kelompok-kelompok umat yang ada,”ujar RD Steven.
Ada 14 kategori yang disediakan. Panitia sudah menyiapkan ratusan pertanyaan untuk hal ini. Kategori yang akan bertanding antara lain putra altar, Orang Muda Katolik (OMK), biarawan-biarawati, para senior/manula. Anak-anak PAUD/SD/TK, dan pengurus komsos. Diinisiasi oleh salah satu anggota Badan Pengurus Komisi Komsos KWI dan pakar teknologi informasi, Prof. Richardus Eko Indrajit, kegiatan ini diharapkan akan makin menyemarakkan seluruh proses yang berlangsung selama tiga bulan.
Selain itu, yang baru dari PKSN Online tahun ini, akan ada tiga kali webinar yang diselenggarakan di sela-sela PKSN. Semuanya mengupas materi dari pesan Paus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 yang bisa direfleksikan dan diperdalam dengan berbagai perspektif. “Kali ini memang tekanan pada dunia media atau jurnalistik terlihat sekali karena datang dan melihat itu kegiatan basic dari sebuah proses pemberitaan,” tegas RD Steven.
Yang menarik, porsi kompetisi untuk antar-Komsos Keuskupan juga ditambah. Selain webinar mengenai pesan Paus yang memang secara khusus ditujukan bagi para insan komsos ini, digelar juga webinar bagaimana membuat konten (selain Misa) yang diselenggarakan sehari sebelum launching PKSN Online. Antar-Komsos Keuskupan juga akan berlomba memberikan hasil video kegiatan atau program terbaik yang mereka buat untuk dinilai. Tentu saja, lomba-lomba juga terbuka untuk diikuti para anggota tim kerja komsos di seluruh keuskupan di Indonesia.
PKSN Online 2021 dijamin pasti seru, ungkap RD Steven. Apalagi kegiatan pelatihan dan lomba menulis juga menghadirkan para wartawan senior dari media-media nasional untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. “Semoga keseruannya juga membuat kita semua ikut merenung, kemudian tergerak untuk bertindak seperti yang diharapkan Bapa Suci Fransiskus,” demikian RD Steven Lalu.