SETIAP bulan September, warga RAK (Republik Anak Kenalan) merayakan dua agenda untuk olah Raga PEKOK (Pekan Olahraga Kenalan) dan olah Jiwa PEKIK (Pekan Kitab Suci Kenalan).
Setiap tahun ganjil diadakan PEKIK. Lalu di tahun genap diadakan PEKOK.
Tahun 2021 ini, diadakan PEKIK yang ditandai dengan perarakan geni kapitayan ke sekolah.
Api atau geni sebagai lambang iman yang harus selalu dihidupkan dan dijaga. Sehingga api atau iman bagi orang Katolik merupakan kapitayan atau kekuatan dalam menghadapi kehidupan ini.
Pada hari Selasa, 7 September 2021, Geni Kapitayan diambil dari luweng tungku rumah Simbah Madya Widarsana, tokoh masyarakat di Dusun Wonolelo.
Perjalanan, proses pengambilan “Geni Kapitayan” dan Ibadat Pembukaan PEKIK.
Api
Api atau geni atau grama dari rumah Simbah Madya Widarsana ini merupakan wujud upaya warga RAK untuk ngangsu kawruh semangat iman. Utamanya dari Simbah Madya yang semakin memperkuat bakal iman anak-anak RAK.
Api yang diambil kemudian dibawa. diarak dengan menggunakan upet sebagai alat pembawa api tradisional ke sekolah.
Pada hari Rabu, 8 September 2021 diadakan ibadat yang dipimpin Romo Cristoforus Reza Alem Pramuditya Pr sebagai pembukaan Pekan Kitab Suci Kenalan dengan tema kali ini Sluman, Slumun, Slamet.
Geni Kapitayan menjadi semangat tersendiri yang harus dijaga warga RAK dalam perayaan Pekan Kitab Suci Kenalan dan untuk selanjutnya.
Ibadat ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan.
Pada kotbahnya, Romo Reza memberikan makna ilustrasi Geni Kapitayan dengan cerita peran Yosua dan membandingkannya dengan Musa.
Romo Reza berpesan bahwa Yosua yang digambarkan tegar, kuat dan semangat dalam menyebarkan sukacita bagi sesama perlu dijadikan contoh untuk diteladani warga RAK.
Selain membangun semangat sukacita dalam merayakan PEKIK, ibadah ini juga untuk memaknai dan melaksanakan tradisi Berkahan Winih.
Pada bulan September biasanya warga petani mulai untuk mempersiapkan lahan dan juga benih untuk ditanam karena sudah mulai musim penghujan.
Winih (benih) yang diberkati ini adalah milik warga RAK dan RAKids. Benih-benih dikumpulkan dan kemudian dimohonkan berkat pada saat ibadah pembukaan PEKIK dilaksanakan.
Perayaan PEKIK ini nampak sebagai upaya menanamkan nilai-nilai lokal sebagai bagian dari pembelajaran di SDK Kenalan.
Begitu pula berbagai kegiatan pembelajaran lain yang sangat kontekstual telah dilakukan di SDK Kenalan.
Tidak banyak orang tahu atau bahkan ingin tahu lebih dalam seseberapa perlunya menanamkan semangat nilai lokalitas agar menjadi kekuatan tersendiri untuk menghadapi tantangan perubahan global yang jelas di depan mata.
Jangan sampai telat tahu
Mumpunglah sekolah belum begitu “diindustrikan” (walau tanda-tanda masuknya kapitalisme dalam bidang pendidikan semakin nyata), sekolah perlu berperan menjaga dan melestarikan nilai-nilai lokal yang penuh makna kehidupan.
Hal ini menjadi langkah kecil menghadapi dan bagaimana memahami revolusi kapitalisme digital, mungkin kita semua telah merasakan bagaimana peran digital merasuk dalam kehidupan.
Hampir semua aktivitas hidup keseharian manusia tidak lepas dari gadget.
Semoga kita semakin bijak membaca segala situasi dalam kehidupan ini.
Nyanyian “Pekik Sukacita“
Nyanyian ini dibesut bareng oleh F. Wahyu Joko dan Y. Onesimus Maryono.
Anak Kenalan bersama dalam Pekik Sukacita.
Mencecap dan meresapkan sabda, hingga jiwa raga.
Kehendak kuat mewujudkan kasih pada sesama.
Makin dekat erat pada Tuhan, Allah Penyelamat.