Pelajar Paroki Noemuti Berkreasi dalam Mading

0
760 views
PARA pelajar yang bergabung dalam kelompok menulis mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik di Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus, Noemuti, Kamis-Sabtu, (18-21/8). / Foto : RD Ino
2ee15412-26db-4249-b295-137002110c51
Romo Gerrard Herry Fernandez memotivasi para pelajar

PARA pelajar yang bergabung dalam kelompok menulis mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik di Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus, Noemuti, Kamis-Sabtu, (18-21/8). Antusiasme dan keinginan besar tergambar dalam semangat serta kerja keras peserta dengan membuat majalah dinding (mading).

Pendamping sekaligus pemberi materi, Romo Gerrard Herry Fernandez memotivasi para pelajar untuk siap menjadi jurnalis muda yang berbakat, berkreasi serta berkualitas. “Menulis sangat mulia. Mengapa? Dengan menulis kita mampu berbagi kepada orang lain sekaligus pembawa kabar gembira bagi pembaca Menjadi penulis butuh kerja keras. Perlu latihan yang tekun dan selalu setia membaca. Menulis hendaknya dibudayakan. Menulislah setiap hari. Penyakit malas perlu dibasmi. Cenderung membosankan tapi jangan pernah berhenti menulis karena dengan menulis kita bisa menjelajahi dunia,” kata Romo Herry.

4ea1d2f4-b7c0-4439-b5a7-66543b5a603cUngkapan dukungan untuk giat dalam menulis datang dari Pastor Paroki Noemuti, Romo Agustinus Berek, Pr. Bagi Romo Agus dengan menulis orang bisa mengubah dunia. Dengan mengolah pikiran secara benar. Menuangkan pikiran dalam tulisan. Walau sederhana namun memberi daya sentuhan yang luar biasa jika kekuatan kata-kata mempengaruhi pikiran banyak orang. Jangan pernah berhenti membaca tapi terus belajar agar menjadi penulis muda handal yang bisa membanggakan Gereja dan bangsa,” kata Berek yang pernah menjadi Pastor Paroki Katedral Atambua ini.

Semangat menulis para peserta tidak pernah surut. Bahkan selalu setia menulis sampai menghasilkan mading. Maria Verena Kosat, dari SMAK St. Gabriel Neomuti, salah seorang peserta pelatihan sangat bangga karena bisa mengikuti kegiatan ini. “Sejak pertama datang mengikuti pelatihan, saya tidak bisa lakukan apa-apa. Ternyata menulis tidak mudah. Ada resep yang harus dipahami. Tapi sekarang bisa menulis berita dan sebagainya karena mulai mengerti cara menulis yang baik dan benar. Saya berjuang terus dalam latihan agar bisa menjadi sang jurnalis yang mampu berbagi berita bagi orang lain.”ujar Maria.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here