IN Omnibus Optimum. Bersatu kita maju memberi pelayanan terbaik.
Itulah motto Yayasan Xaverius Palembang yang berdiri sejak 1930. Periodesasi kepengurusan berganti setiap lima tahun sekali.
Perayaan Ekaristi dalam rangka pelantikan kepengurusan Dewan Pengawas dan Pengurus Yayasan Xaverius Palembang, Senin (11/12) dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ di Hall Xaverius Centrum Studiorum.
Musik dan lagu-lagu bernuansa keroncong mewarnai seluruh rangkai Perayaan Ekaristi pelantikan organ Yayasan Xaverius Palembang periode 2017-2022.
Mgr Aloysius pada awal homilinya mengatakan perayaan ini dimaksud sebagai ungkapan syukur atas pelayanan semua organ yayasan yang telah dan yang akan berkarya memberikan pelayanan yang terbaik sekaligus menghadirkan Gereja kepada dunia bagi anak-anak kita.
Mulai dari pinggir
Intinya sekolah-sekolah kita didirikan dengan maksud antara lain membebaskan atau memerdekaan putera-puteri kita lewat pendidikan. Para misionaris sudah berkarya sejak lama memberikan pelayanan bagi umat dan masyarakat. Para misonaris berkarya dan memberi pelayanan bagi orang pinggiran dalam kehidupan, orang yang tidak terdidik, yang tidak diperhatikan secara sosial, yang tidak diperhatikan kesehatannya, masyarakat kecil.
Semuanya itu oleh para misionaris awal dimaksud untuk kesejahteraan masyarakat pinggiran. Dalam konteks itulah Sekolah Xaverius hadir.
Salutnya, para misionaris itu berkarya mulai dari pinggiran. Semangat misionaris itulah yang perlu ditimba. Demikian tandas Mgr. Aloysius di hadapan 16 imam.
Misa pelantikan para dewan pengurus dan pengawas Yayasan Xaverius Palembang ini dihadiri hampir semua kepala sekolah, wakil kepala sekolah, utusan pegawai, perwakilan guru dari 60 unit sekolah Xaverius milik Yayasan Xaverius Palembang yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu.
Keluar dari keterbatasan
Yayasan Xaverius Palembang, sekolah-sekolah Xaverius mendampingi anak-anak kita menjadi merdeka, bebas dan dewasa.
Itulah educare (dihantar keluar dari kungkungan dan keluar dari kebodohan).
Perwujudan Gereja kepada anak-anak kita agar bebas dari keterbatasan dan dari bakat-bakat serta potensi yang belum dikembangkan, sehingga bakat dan potensi anak muda kita bisa berkembang, dan dapat bertumbuh, demikian harap Mgr Aloysius.
Gereja adalah guru. Gereja adalah pendidik yang mengajarkan putera-puteri kita. Gereja adalah ibu yang membesarkan anak dan membawakan ilmu kepada anak muda agar hidup semakin damai, tenang, baik dan dewasa.
Semoga karya pendidikan Xaverius menjadi kemuliaan bagi Allah, ajak Mgr Aloysius mengakhiri homilinya.
Teruji integritasnya
Kepada SMP Xaverius Baturaja, Octavianus Radja Putra, ST menuturkan Ketua Yayasan periode 2012-2017, Romo Fridho SCJ pantas diberi gelar guru untuk seluruh anggota keluarga pendidik Xaverius. Integritasnya teruji, loyalitasnya total, dedikasinya tidak terhitung.
Itulah yang pantas disyukuri dalam perayaan Ekaristi ini.
Jarak tempuh sekitar 300 km dari kota Palembang ke Baturaja, atau sekitar 5-6 Jam perjalanan dari Baturaja – Palembang tidak menyurutkan semangat Bapak Octa dan kawannya turut hadir dalam acara pelantikan dan serah-terima jabatan Dewan Pengurus Yayasan yang baru.
Ketua Dewan Pengurus Yayasan Xaverius periode 2017-2022 Rm Dominggus Koro Pr dan a memberi kesempatan agar jajarannya bisa dengan leluasa bekerja. Perlu juga dijadwalkan kunjungan ke sekolah-sekolah di daerah, di luar kota Palembang. Demikian harap Bapak Octavianus. (Berlanjut)