Pelantikan Rektor Seminari Montfort Pondok Kebijaksanaan Malang

1
60 views
Prasasti peletakan batu pertama Seminari Monfort Malang tanggal 6 September 2004.

DI depan Kapel Seminari Montfort Pondok Kebijaksanaan Malang terdapat spanduk yang menginformasikan kepada siapa saja yang membaca bahwa Serikat Maria Montfortan (SMM) telah eksis di Indonesia selama 85 tahun.

“Sejak tiba dan memulai karyanya di Indonesia tahun 1939 hingga akhir abad ke-20, para Misionaris Montfortan memusatkan segala daya dan perhatiannya pada karya pelayanan di wilayah Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat. Barulah kemudian melebarkan sayap pelayanannya di Keuskupan Bandung.”

Demikian tertulis dalam situs resminya: www.montfortanindo.id.

Sejak 2004 ada di Malang

Masih dari depan Kapel biara juga teronggok sebuah batu prasasti. Ini menginformasikan bahwa peletakan Batu Pertama Seminari Montfort sudah terlaksana tanggal 6 September 2004. Dilakukan oleh Uskup Keuskupan Malang waktu itu: Mgr. Herman Joseph S. Pandoyoputro O.Carm.

Pindahan rumah formasi

Skolastikat Seminari Montfort di Malang selesai dibangun pada Juni 2005 mulailah gelombang perpindahan rumah formasi dari Jalan Surya Sumantri di Bandung menuju ke Malang.

Mereka yang pindah ke Malang ada 18 frater Montfortan. Satu di antara mereka adalah Frater Fidelis Bolo Wotan SMM. Frater Fidel SMM, demikian biasa dipanggil, sudah menerima Sakramen Imamat dan ditahbiskan imam tanggal 6 Juli 2012. Tahbisannya terjadi di Labuan Bajo dan diberkati oleh Uskup Keuskupan Ruteng saat itu: Mgr. Hubertus Leteng.

Romo Fidelberasal dari Pulau Solor – wilayah di luar Pulau Flores, NTT.

Regenerasi kepemimpinan

“Pada hari Senin 12 Agustus 2024, Pastor Fidel SMM dilantik menjadi Rektor Seminari Montfort Pondok Kebijaksanaan Malang. Dilakukan oleh Provinsial Serikat Maria Monfort Indonesia Pastor Antonius Pensi SMM. Dengan masa tugas; bisa 1-2 tahun; bahkan 6 tahun atau sampai dilihat kembali”.

Pastor Fidel SMM bersama anggota koor di Kapel Santo Bonifasius. (Laurensius Suryono)
Persembahan Tarian Magnificat digelar di Lorong Jalan Lurus Seminari Monfort Pondok Kebijaksanaan Malang.(Laurensius Suryono)

Demikian disampaikan Pastor Fidel SMM ketika bincang santai bersama Frater Stanis BHK di belakang Kapel Santo Bonifasius. Dengan demikian sebuah tongkat estafet kepemimpinan atau regenerasi telah bergulir.

Seorang bijak mengatakan bahwa “Organisasi akan terus bertahan dalam waktu yang lama, apabila memperhatikan setidaknya tiga hal:

  • Visi dan misi jelas.
  • Terjadi regenerasi.
  • Dukungan finansial.

Direktur Pusat Spiritualitas Serikat Maria Montfortan

Dan indahnya pada Jumat 16 Agustus 2024 sore hari di sebuah gedung baru yang boleh disebut dengan De Montfort House, Pastor Fidel SMM sebagai Ketua Komisi Spiritual SMM Indonesia melantik Pastor Gregorius Pasi SMM sebagai Direktur Pusat Spiritualitas Serikat Maria Montfortan.

Mengapa demikian, karena Pusat Spiritual SMM berada dibawah bagian Dewan Provinsi SMM Indonesia.

Pelantikan berlangsung dengan khidmat. Didahului dengan ibadat di Lorong Jalan Lurus Maria yang tampak bersih rapi serta diiringi gemericik air.

Hadir para biarawati perwakilan dari Kongregasi Suster SPM, Suster Passionis, Suster PRR, beberapa Orang Muda Montfort serta tamu undangan lainnya. Sempat pula disuguhkan tarian Magnificat yang mengambil inspirasi dari Injil Lukas 1:39-56.

Pelantikan Pastor Goris SMM sebagai Direktur Pusat Spiritualitas Serikat Maria Montfortan. (Laurensius Suryono)
Lorong Jalan Lurus Maria di kompleks Seminari Monfort Pondok Kebijaksanaan Malang. (Laurensius Suryono)

Misa di Kapel Santo Bonifasius

Pastor Fidel SMM telah menyelesaikan studi doktoralnya Bidang Mariologi di Pontifica Facolta Teologica Marianum Roma pada Maret 2024. Ia kemudian memimpin Perayaan Ekaristi di Kapel Santo Bonifasius Landungsari, hari Sabtu 17 Agustus 2024 sore hari.

“Pada hari ini, kita bangsa Indonesia merayakan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada sore hari ini pula, kita merayakan Hari Raya Santa Maria Diangkat ke Surga.

Maria Diangkat ke Surga beserta jiwa dan raganya. Bunda Maria tidak tersentuh dosa, maka diangkat ke Surga beserta jiwa dan raganya,” demikian disampaikan kata pengantar misa.  

Kelompok koor dari Wilayah X bertugas mengiringi Perayaan Ekaristi ini. Mereka menyanyikan lagu pembuka Salam Bagimu Maria diambil dari buku PS 628. Sedang lagu penutupnya adalah Salve Maria PS 623 karena ingin mengindahkan imbauan KWI.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here