Pelatih Sepak Bola Butuh Retret

0
2,369 views

“SAYA  merasa kosong dan saya perlu disegarkan.” Ucapan ini tidak muncul dari seorang biarawan / biarawati, rohaniwan, seorang pembimbing rohani, ataupun orang yang sangat religius dan aktif dalam kegiatan rohani. Ucapan ini muncul dari seorang pelatih sepak bola dari sebuah klub ternama di dunia. Ya, klub itu bernama FC Barcelona dan pelatih itu bernama  Joseph (Pep) Guardiola.

Pep mengungkapkan itu dalam konferensi pers beberapa jam yang lalu saat menyatakan mundur sebagai pelatih Barcelona. Pep tidak akan memperpanjang kontrak sebagai pelatih yang akan berakhir pada tanggal 30 Juni tahun ini. Keputusan ini cukup mengejutkan dan membuat para penggemar klub ini “tidak rela.” Mengapa? Pep adalah salah satu pelatih tersukses dalam sejarah klub Barcelona. Di bawah empat tahun kepemimpinannya (2008-2012) klub ini telah meraih 13 gelar, dari tingkat domestik Spanyol sampai internasional, mengungguli seniornya, Johan Cruyff, yang “hanya” meraih 11 piala, selama delapan tahun masa kepelatihan.

Memang, FC Barcelona telah tersingkir dari perhelatan final piala Champion tahun ini dan tampaknya tidak bisa meraih gelar La Liga Spanyol, setelah tertinggal 7 poin dari pesaing utamanya, Real Madrid. FC Barcelona hanya mendapat dua kesempatan untuk menambah piala di tahun ini, yakni piala Raja (Copa del Rey) melawan Atletico Bilbao di bulan Mei, dan- jika menang di piala raja- piala super Spanyol. Namun “kemunduran” itu tidak menyurutkan penilaian bahwa Pep telah membawa banyak sukses bagi klub ini. Pujian ini disampaikan oleh Presiden FC Barcelona, Sandro Rossel, dalam konferensi pers Jumat siang (27/4) waktu setempat. 

Istirahat Untuk Menimba Energi Baru

Namun kesuksesan tampaknya tidak “memabukkan” Pep untuk “serakah”. Kendati Presiden klub dan segenap dewan direktur tetap memintanya melatih karena dinilainya sukses, dia tetap mantap dengan keputusannya untuk meninggalkan klub. Dalam situs resmi klub Pep mengatakan,”Empat tahun menjadi keabadian sebagai pelatih klub Barcelona. Orang yang akan menggantikan saya akan dapat menawarkan sesuatu yang tidak dapat saya tawarkan. Pekerjaan ini sangat menuntut, dan seorang pelatih harus kuat dan mampu menyalurkan energi itu kepada semua pemain. Saya harus mendapatkan kembali energi itu. Itu akan saya peroleh dengan beristirahat.”

Tidak mudah bagi Pep untuk meninggalkan klub karena klub sudah menjadi rumah bagi dirinya. Namun dia tidak mau terikat dengan perasaan sentimental atas klub ini. Ia tetap pada keputusannya untuk mundur untuk beristirahat. Ia merasa bahwa jika ia tetap berada di klub ini, ia akan terlalu “capai”. Dan hal ini akan berpengaruh buruk bagi dia dan pemainnya. “Begitu banyak saya mencintai pemain sehingga saya tidak mau mengacaukan segalanya hanya supaya saya tetap berada di sini (melatih Barcelona),” ucapnya.

Pelatih Terbaik Dunia versi FIFA 2011 ini butuh mengambil jarak dengan dunia sepakbola dan kepelatihan sepakbola dan tidak berpikir untuk segera menjadi sepak bola lagi. “Cepat atau lambat saya akan melatih kembali, tetapi saya tidak mampu mengisi kekosongan ini jika saya menjadi pelatih sepak bola saat ini,” ia mengaku.

Selanjutnya Pep digantikan oleh Tito Vilanova, teman sekaligus tangan kanannya selama menjadi pelatih tim inti Barcelona.

Suka “Meditasi”

Pep dikenal senang “meditasi” untuk mempelajari tim lawan dan meracik strategi. Konon, ia mengurung diri beberapa jam di kamar untuk melihat rekaman video tim lawan yang akan dihadapi. Dari situ ia meracik berbagai strategi untuk mengalahkan lawan.

 

Di tengah-tengah kesuksesan dan puja-puji padanya, Pep tidak mau terikat. Berita dalam www.fcbarcanews.net, yang dilansir dari harian Katalan “Sport” tahun lalu cukup mengagetkan. Pep menyatakan tidak ingin mengikat kontrak jangka panjang dengan Barcelona. “Setiap hari saya berpikir jika besok saya akan pergi,” kata Pelatih fenomenal ini. “Saya bekerja dengan lebih baik jika saya memiliki kebebasan untuk menentukan masa depan saya. Terikat dengan kontrak jangka panjang membuat saya cemas dan itu bisa membuat Anda kehilangan gairah.”

Mungkin alasan Pep mundur hanyalah strategi, taktik, atau kepenatan psikologis belaka. Mungkin sama sekali tidak ada motif spiritual. Namun kita dapat belajar dari sikap itu. Adakalanya kita perlu mundur sebentar di balik kesibukan dan kesuksesan kita untuk mencari inspirasi dan kekuatan baru. Dan hal itu perlu dilatih.

Santo Ignatius Loyola dalam catatan pendahuluan Latihan Rohani, menggambarkan Latihan Rohani sebagai berikut.”Sebagaimana gerak jalan, jarak dekat atau jarak jauh, dan lari-lari disebut latihan jasmani, begitu pula dinamakan latihan rohani setiap cara mempersiapkan jiwa dan menyediakan hati untuk melepaskan diri dari segala rasa lekat tak teratur, dan selepasnya dari itu, lalu mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup nyata guna keselamatan jiwa kita.” Semoga catatan Ignatius ini juga menginspirasi kita untuk  “mundur” sejenak, tidak harus dalam hitungan hari, bahkan dalam hitungan menit saja, guna menimba inspirasi dan energi setelah begitu sibuk dengan berbagai hal.

Photo credit: www.fcbarcelona.cat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here