Renungan Harian
Jumat, 25 Februari 2022
Bacaan I: Yak. 5: 9-12
Injil: Mrk. 10: 1-12
KEMAMPUAN nyanyi ibu itu tidaklah luar bias;a bahkan cenderung pas-pasan. Beliau bisa bernyanyi dan membaca not angka, suaranya cukup keras meski di sana-sini ada nada-nada yang kurang tepat.
Ibu itu bukanlah seorang dirigen sebuah kelompok koor, bukan pula seorang yang punya kemampuan untuk dirigen. Ibu itu bukan pula seorang yang dikenal sebagai orang yang suka bernyanyi dan sejauh saya tahu, ibu itu tidak tergabung dalam salah satu kelompok koor.
Dengan segala keterbatasan itu, ibu itu adalah salah satu dirigen umat di paroki kami.
Ibu itu menjadi dirigen umat di jam-jam misa di mana banyak dirigen umat tidak mau.
Jadi ketika mengatur jadwal pelayan koor dan dirigen umat, ibu itu tidak pernah diminta untuk memilih tetapi ibu itu akan selalu mendapatkan jadwal pelayanan “sisa-sisa” dari mereka yang sudah memilih.
Tidak jarang ibu itu harus melayani lebih dari sekali dalam misa hari Minggu, entah karena petugas tidak datang atau karena sejak awal tidak ada yang bisa melayani pada jam tersebut.
Ibu itu tidak pernah mengeluh dalam pelayanan, selalu melayani dengan senyumnya khas. Ibu itu juga tidak pernah marah dan menjadi ngambek ketika mendapatkan kritik.
Tidak sedikit umat yang mengkritik ibu itu dalam melayani bisa karena fals bisa juga karena ketukan dan gerakan tangan tidak sinkron. Setiap kali mendapatkan kritik, ibu itu selalu menjawab:
“Terima kasih masukannya, saya akan selalu belajar.”
Entahlah apakah benar ibu itu sungguh-sungguh belajar atau tidak, tetapi jawaban ibu itu menunjukkan keterbukaannya.
Ibu itu bukannya tidak tahu dan tidak sadar akan kelemahannya, namun semangatnya untuk melayani dan kerelaannya untuk melayani mendorong dirinya untuk mengatasi ketidak mampuannya.
Ibu itu melayani sungguh hanya untuk melayani bukan untuk mendapatkan pujian dan nama besar. Ibu itu telah menunjukkan lewat ketekunannya dalam pelayanan secara khusus pada jam-jam yang tidak diminati orang lain.
Kiranya karena tidak mengharapkan pujian dan nama besar tetapi sungguh karena ingin melayani, ibu itu melayani dengan tekun dan gembira.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat St. Yakobus: “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun.”