Pelayanan atau Sambil Menyelam Minum Air?

0
266 views
Maria dari Betania menyeka kaki Yesus dengan minyak Narwastu dan rambutya.

Bacaan 1: Yes 42:1-7

Injil: Yoh 12:1-11

‘Sambil menyelam minum air’ merupakan pepatah yang berarti mengerjakan dua pekerjaan atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Bisa memiliki arti positif maupun negatif.

Sebagai pengikut Kristus, semua dipanggil untuk melaksanakan pengutusan masing-masing dan melayani-Nya. Namun kadang ada saja ketidaktulusan dalam pelayanan, melayani Tuhan ‘sambil menyelam minum air’.

Seolah-olah terlihat melayani Tuhan namun sejatinya juga ‘mencari makan’ dalam pelayanan. Entah mencari ‘kelebihan’ dari sebuah pelayanan dengan korupsi, atau mencari relasi dalam pelayanan untuk kepentingan pribadi.

Yudas Iskariot adalah pemegang keuangan dalam struktur komunitas murid Yesus pada waktu itu. Namun ternyata ia seorang yang korup, sering mencuri uang kas yang dipegangnya. Sehingga ketika menyaksikan Maria meminyaki kaki Yesus dengan setengah kati minyak Narwastu yang mahal lalu menyekanya dengan rambutnya, timbul ‘pikiran kreatifnya’.

“Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”

Seolah-olah tulus ‘dalam pelayanan’ ingin memperhatikan orang miskin, padahal kemungkinan ia ingin mengambil keuntungan pribadi.

Minyak itu menurut Yudas bisa dijual tiga ratus Dinar atau sekitar Rp 30,000,000.- (jika upah sehari Rp 100,000), sungguh angka yang menggiurkan.

Ide ‘mulia’ itu langsung ditanggapi-Nya,

“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”

Tindakan Maria merupakan pralambang, suatu antisipasi penghormatan terhadap jenazah-Nya saat penguburan-Nya. Anak Manusia memang sudah saatnya dimuliakan lewat kisah sengsara-Nya, wafat dan bangkit dari kematian-Nya.

Nabi Yesaya bernubuat tentang panggilan dan pengutusan bangsa Israel sebagai terang bagi bangsa-bangsa. Roh Allah senantiasa menyertai “Bangsa Pilihan” itu, sama seperti dalam Mesias. Mengajarkan keadilan dan mewartakan tanpa kekerasan alias penuh kasih.

“Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, *menjadi terang untuk bangsa-bangsa,…”

Sama seperti setiap pengikut Kristus yang memiliki panggilan pengutusan masing-masing. Harus melayani dengan tulus, adil dan penuh kasih (tanpa kebencian, pilih kasih dan tujuan pribadi).

Pesan hari ini

Melayani Tuhan dengan tulus dan kasih tanpa ‘sambil menyelam minum air’ (nanti kembung).

“Dalam hidup, ketulusan selalu menjadi strategi terbaik untuk memenangkan hati setiap orang.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here