Pelita Hati: 01.01.2019 – Bunda Pencinta Damai

0
1,270 views

Bacaan Lukas 2:16-21 

Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Sahabat pelita hati,

SELAMAT datang di tahun 2019. Semoga  kesejahteraan dan damai-sejahtera selalu mengiringi hidup kita di tahun yang baru ini, berkat penyertaan rahmat-Nya.

Setiap tanggal 1 Januari atau hari pertama di tahun baru, Gereja merayakannya sebagai Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Perdamaian Sedunia. Apa yang bisa kita petik dari teladan hidup Bunda Maria sebagaimana tersurat dalam pelita sabda Tuhan di hari pertama tahun baru ini?

Pelita sabda hari ini berkisah tentang para gembala yang dengan sukacita datang menjumpai bunda Maria, bapa Yosef dan Yesus yang terlahir di kandang Betlehem. Mereka pun menyampaikan pesan yang mereka terima dari para malaikat Tuhan. Sementara banyak yang heran mendengar cerita para gembala itu, Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maria adalah tipe pribadi perenung dan membatinkan setiap peristiwa dalam hatinya. Dengan kata lain Bunda Maria bukan tipe pribadi yang reaktif dan konfrontatif. Ia bunda pencinta damai. Setiap peristiwa selalu direnungkan, dibatinkan dan ditimbang-timbang kebenarannya serta makna di balik peristiwa itu.

Sahabat terkasih,

Mengapa dalam hidup kita sering mudah terjadi pertentangan dan terjadi silang selisih? Salah satunya adalah karena kita kurang bijak dalam  bersikap. Kita terlalu cepat bereaksi dan menanggapi padahal informasi yang beredar belum tentu benar. Kita perlu belajar dari keutamaan sikap Sang Bunda, yang dengan bijak merenungkan dan membatinkan segala peristiwa dalam keheningan hati dan ketenangan jiwa. Jika demikian, pada saatnya kita dapat mengambil keputusan dan tindakan yang bijak dan tepat. Sekali lagi belajarlah untuk mengendalikan hati dari Sang Bunda Allah Bunda Pencinta Damai.

Atas segala dosa dan salah,
sudilah kiranya mengampuni.
Santa Maria bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here