Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat-rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Setiap tanggal 1 Oktober Gereja memperingati Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Sebelum melanjutkan permenungan ini, ijinkan saya mengucapkan selamat kepada beberapa paroki yang berlindung pada sata Theresia. Mereka adalah paroki di lingkup Keuskupan Agung Semarang: paroki Bongsari Semarang, paroki Boro, Paroki Jombor Klaten, paroki Sedayu Bantul dan Paroki Salam, Magelang.
Theresia kanak-kanak Yeus juga disebut Theresia Lisieux dari Perancis. Dia juga dikenal dengan julukan “Si Bunga Kecil”. Dia adalah seorang biarawati muda dari Ordo Karmelit yang masa hidupnya sangat singkat. Di umur 24 tahun, ia wafat.
Kisah hidupnya ketika masuk ke biara terasa istimewa. Atas izin khusus dari Paus Leo XIII (didorong oleh desakan Theresia), ia diterima untuk bergabung dengan Tarekat Karmelit pada usia 15 tahun, di bawah batas umur yang diizinkan. Pada 9 April 1888, ia diterima masuk Biara Karmel di Lisieux sebagai postulan. Pada Januari 1889, dia menjadi novis dan pada 8 September 1890 mengikrarkan profesi penuh sebagai anggota komunitas Karmelit. Tujuh tahun kemudian alias pada Oktober 1897 Theresia wafat setelah selama 18 bulan berjuang melawan TBC.
Sahabat terkasih,
Theresia memiliki doa sederhana, ibarat seorang anak kecil yang sedang bersahabat dengan Tuhan. “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bola-Mu…O.. Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu”.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini Yesus mengangkat tema tentang anak kecil, sebagai gambaran pribadi yang layak memasuki kerajaan surga. Kepolosan dan tidak pura-pura menjadi prasarat utama bagi setiap orang untuk dapat menikmati kerajaan surga. Semoga kita mampu mengusahakan diri menjadi pribadi yang tulus tanpa dikotori oleh sikap pura-pura. Mencontoh semangat hidup St.Theresia Lisieux, semoga kita pun menyediakan hati menjadi sahabat dan ‘mainan’ Tuhan.
Dengan kata lain, kita siap menjalani kehidupan dalam kondisi apa apa pun karena semuanya merupakan persembahan hati kepada Tuhan. Mari kita persembahkan seluruh hari ini kepada Tuhan, segala niat baik dan kasih kita melalui perbuatan kasih kepada sesama dan rutinitas harian kita. Semoga kita pun siap menjadi “mainan” Tuhan, siap untuk “digunakan” oleh-Nya. Tetap semangat dan Berkah Dalem.
Anggrek depan rumah mulai bersemi,
harus dirawat dengan tekun dan hati-hati.
Santa Theresia, engkau teladan kami,
hidupmu sederhana dan tulus hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yes.66:10-14c/
1Kor.12:31-13:13;
Matius 18:1-5
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”