Pelita Hati: 02.02.2024 – Mempersembahkan Diri

0
669 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani, berkah Dalem.

Hari ini hari raya Yesus dipersembahkan di bait Allah. Mengapa Yesus dipersembahkan di Bait Allah? Setidaknya ada dua (2) alasan,

Pertama, Maria dan Yusuf adalah keluarga yang amat taat dengan aturan agama dan adat-istiadat Yahudi. Mereka pun membawa Yesus ke bait Allah karena Ia terlahir sebagai laki-laki sulung.

Kedua, peristiwa ini juga dimaknai sebagai tanda bahwa hidup Yesus seluruhnya dipersembahkan bagi Allah, dengan menjadi penebus dan penyelamat manusia dan dunia. Hal ini menjadi nyata ketika seluruh hidup-Nya dipersembahkan hingga relas sengsara dan wafat di salib. Lalu, bagaimana peristiwa ini kita maknai dalam konteks hidup kita?

Sahabat terkasih,

Hidup kita, keluarga, anak dan apa pun yang kita miliki adalah anugerah pemberian Allah yang diserahkan kepada kita. Semua itu harus kita syukuri. Ungkapan syukur yang terbaik dan terindah adalah mempersembahkan kembali diri kita, keluarga dan anak-anak kita kepada Tuhan. Bukan berarti harus menjadi biarawan/biarawati atau tenaga sosial gereja tetapi  membaktikan hidup dan kebaikan kita melalui karya dan tugas kita sehari-hari. Karena seluruh hidup kita haruslah hidup yang dipersembahkan bagi Allah. Salam sehat dan berkah Dalem. 

Belanja ke pasar pagi,
untuk menjamu para tamu.
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Mal.3:1-4/ Ibr. 2:14-18

Lukas 2:22-40

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”,  dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan — dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri —, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. (Luk 2:22-40)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here