Pelita Hati: 02.04.2023 – Mengenangkan Sengsara Tuhan

0
926 views

Sahabat pelita hati,

HARI ini kita memasuki pekan suci atau Minggu sengsara dengan ibadah Minggu Palma. Ekaristi diawali dengan pemberkatan daun palma dan perarakan umat menuju Gereja sambil mengidungkan lagu yang bertemakan Kristus Raja, Kristus Jaya, Kristus Mulia. Perarakan itu untuk mengenang tatkala Yesus disambut sebagai raja memasuki Yerusalem. Memang, Tuhan memasuki gerbang Yerusalem tidak untuk menjadi raja sebagaimana dipahami banyak orang tetapi raja yang rela menderita dan menanggung dosa-dosa umat-Nya. Tahtanya adalah kayu salib dan mahkotanya adalah mahkota duri 

Sahabat terkasih,

Injil dalam ekaristi hari ini dikisahkan sengsara Tuhan hingga wafat-Nya (passio). Ada sederet peristiwa pilu yang menghantar Tuhan ke kayu salib penyaliban. Ia dikhianati oleh salah seorang dari duabelas rasul pilihan-Nya, yakni Yudas Iskariot. Simon Petrus salah satu murid andalannya pun menyangkal-Nya hingga tiga kali. Tuhan sungguh ditinggalkan orang-orang terdekatnya. Namun Tuhan tidak mundur sedikitpun. Ia hadapi hingga pada akhirnya, disalib di puncak Golgota. Itulah bukti cinta-Nya kepada umat sampai sehabis-habisnya. Mari kita bertanya diri: apakah kita sungguh membela dan memperjuangkan iman? Atau kita sering jatuh juga pada ketidaksetiaan dan ‘pengkhianatan’? Semoga kita tidak menjadi Yudas-yudas kecil di zaman ini dan semoga kita pun tidak menjadi Petrus yang tega menyangkal Yesus. Mari kita masuki pengenangan sengsara Tuhan di Minggu sengsara ini. Berkah Dalem.

Menampak hijau pohon-pohon di pegunungan,
terlihat indah dari kejauhan.
Mohon ampun kami ya Tuhan,
jika sering jatuh dalam ketidaksetiaan.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Yesaya 50:4-7

Filipi 2:6-11

Matius 26:14-27:66

Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.

Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?

Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.  Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.” Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.  Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.”  Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.”  Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.” Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Mat 26:14-16.47-56, 69-75)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here