Bacaan Matius 9:1-8
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Mat 9:2-6)
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita berjumpa dengan dua karakter pribadi yang bertolak belakang. Yang pertama adalah Yesus pribadinya selalu terbuka bagi sesama dan kehadiran-Nya selalu membawa kegembiraan, yang sakit menjadi sembuh, yang putus asa menjadi memiliki harapan. Namun Tuhan melakukannya bukan untuk mencari pujian atau demi popularitas tetapi menanggapi permintaan orang yang mohon dengan iman. Yang kedua adalah tipe pribadi yang karakteristisknya selalu curiga dan berprasangka negatif kepada orang lain. Itulah ahli taurat sebagaimana kita saksikan dalam pelita sabda hari ini.
Sahabat terkasih,
Orang-orang yang membawa seorang lumpuh kepada Yesus sungguh percaya jika Tuhan segera mengampuni dan menyembuhkannya. Sementara ahli-ahli Taurat selalu mengkritik apa yang dikatakan dan dilakukan Tuhan. Bagi mereka tidak ada satu manusiapun yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Karenanya mereka menyebut Yesus telah menghojat Allah.
Sahabat terkasih,
Para ahli Taurat dan orang Farisi selalu berpedoman pada tata cara dan aturan yang mereka buat dalam kitab Taurat, sedangkan Yesus bertindak atas hati yang berbelas kasih. Nyatanya orang yang lumpuh itu bisa berjalan. Sementara, apa yang selama ini dilakukan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terhadap orang yang sakit dan menderita? Tidak ada. Sebaliknya mereka selalu sibuk mengamat-amati Yesus untuk menemukan kesalahan Tuhan. Semoga kita dijauhkan dari cara hidup dan sikap mereka yang selalu berpikiran negatif dan berprasangka kepada sesama.
Ke Semarang ke kota Lama, banyak koleksi benda-benda langka. Hargai dan hormati sesama, hindari sikap berprasangka.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)