Sahabat pelita hati,
SETIAP Minggu I di bulan September Gereja merayakannya sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional (HMKSN). Dan selama bulan September ini kita mengisinya sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Saatnya bagi kita untuk mengarahkan hati secara khusus pada Kitab Suci.sebagai Norma normans non normata yang artinya Kitab Suci sebagai dasar dari seluruh pijakan iman kita. Nah, hari ini Tuhan mengajarkan kepada para murid tentang perlunya kesetiaan terhadap panggilan dan tugas perutusannya. Para murid harus setia pada komitmen awal, yaitu melakukan kehendak Bapa hingga pada akhirnya. Hal inilah yang diteladankan oleh Tuhan. Perutusan-Nya harus diakhiri di Yerusalem, tempat Tuhan menderita, disiksa hingga wafat-Nya. Sementara Petrus berpikir dari sudut manusiawi, selalu mencari yang enak dan sedapat mungkin tidak menimbulkan kesulitan dan derita. Inilah cerminan dari sikap yang senang mencari enaknya sendiri.
Sahabat terkasih,
Nyatalah bahwa Tuhan sedang mengajarkan kepada para murid bagaimana harus setia memegang dan menjaga komitmen perutusan. Tak sedikit pun berniat untuk lari dan menghindar dari komitmen awalnya, setia menjalani perutusan Bapa. Semoga kita pun setia pada komitmen awal yakni memilih Kristus sebagai pusat iman kita. Demikian juga, kita setia pada panggilan kita masing-masing walau harus berhadapan dengan beragam tantangan dan kesulitan. Tetap semangat.
.
Indonesia melimpah kekayaan alamnya, jayalah negriku jayalah bangsaku. Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya,memikul salibnya dan mengikut Aku.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yeremia 20:7-9
Roma12:1-2
Matius 16:21-27
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Mat.16:21-27)