MAKA kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. (Yoh.8:28-30)
Hari-hari menjelang Yesus mengakhiri karya-Nya, orang-orang Yahudi mempertanyakan jati diri-Nya dan meragukan apa yang dilakukan-Nya. Jawaban tegas dan bijak dari Tuhan meruntuhkan keraguan mereka, …”Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Hidup berkenan di hadapan Tuhan itu jugalah yang harus menjadi perjuangan kita setiap hari. Sekecil apa pun kebaikan kita sudah barangtentu berkenan si hadapan Tuhan. Sudahkah hidup kita mencerminkan hidup yang berkenan di hadapan-Nya?
Putih melati semerbak indah,
Hiasan mempelai cantik rupawan.
Kasih sejati berlimpah berkah,
hidup berkenan di hati Tuhan.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem – mois