Sahabat pelita hati,
SATU Minggu setelah hari raya Pentakosta Gereja merayakan Hari Raya Tri Tunggal Mahakudus. Dalam “Syahadat Iman Para Rasul” atau Credo (aku percaya), tersurat rumusan sebagai berikut: aku percaya akan satu Allah: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Kesatuan Tritunggal ini bukanlah kesatuan pribadi-pribadi tetapi satunya relasi kasih Allah kepada manusia yang tiada batas. Asal muasalnya adalah sebagai berikut: Allah yang agung dan maha besar, kasih-Nya tak dapat menyentuh manusia yang kecil. Karenanya Allah yang agung berinkarnasi dalam diri Yesus, manusia yang tubuh-Nya dapat dilihat dan disentuh, serta bahasa-Nya dipahami manusia. Inilah Allah Putera. Setelah kemanusiaan Yesus berakhir dengan wafat-Nya, Ia naik ke surga. Namun Allah tak hendak menghentikan kasih-Nya. Allah hadir dalam roh, yakni Roh Kudus yang menyertai Gereja hingga kini.
Sahabat terkasih,
Merayakan Hari Raya “Tri Tunggal Maha Kudus” berarti mengenang dan mensyukuri kasih Allah yang tiada batas. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Semoga kita makin mengasihi-Nya dan percaya kepada maha kasih-Nya yang tak pernah berhenti. Semoga hari raya Tritunggal Mahakudus ini semakin menjadikan iman kita makin kokoh, kuat dan mendalam.
Bebaskan dari rasa benci, agar selalu damai di hati. ya Tri Tunggal Maha Suci, Kepada-Mu kami berbakti.
Tidak mudah mencapai nilai seratus, tetapi harus berusaha dengan penuh semangat. Kemuliaan kepada Bapa, Putera dan Roh Kudua seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Keluaran 34:4b-6.8-9
2 Korintus 13:11-13
Yohanes 3:16-18
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.