Pelita Hati: 05.07.2018 – Melawan Syak Wasangka

0
990 views

Bacaan Matius 9:1-8

Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Mat 9:2-6)

Sahabat terkasih,

KINI kita berjumpa dengan kisah orang-orang yang membawa seorang lumpuh kepada Yesus dan karena iman mereka Tuhan segera mengampuni dan menyembuhkan si lumpuh. Karya mujizat Tuhan terjadi berkat iman orang-orang di sekitarnya, seperti orang-orang yang mengantar orang lumpuh. Namun ahli-ahli Taurat dan sekutunya (orang-orang Farisi) mengkritik apa yang dikatakan dan dilakukan Tuhan. Bagi mereka tidak ada satu manusiapun yang dapat mengampuni dosa selain Allah, sehingga waktu mereka mendengar dan melihat perkataan Yesus, mereka tidak terima, bahkan menyebut Yesus telah menghojat Allah, karena hanya Allahlah yang pantas mengampuni dosa orang.

Sahabat terkasih,

Para ahli Taurat dan orang Farisi selalu berpedoman pada tata cara dan aturan  sebagaima terumus dalam peraturan yang mereka buat dalam kitab Taurat, sedangkan Yesus bertindak atas hati yang berbelas kasih. Ia juga bertindak atas dasar kuasa yang dimiliki-Nya, bukan untuk menekan, menindas dan menguasai manusia tetapi untuk membantu dan  menyelamatkannya. Nyatanya orang yang lumpuh itu bisa berjalan. Coba lihat apa yang selama ini dilakukan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terhadap orang yang sakit dan menderita? Tidak ada, kecuali mereka menimpakan beban berat dengan beragam aturan-aturan yang mengikat dan memberatkan. Demikian juga mereka selalu sibuk untuk mengamat-amati Yesus dan ujung-ujungnya mau mencari kesalahan Tuhan. Semoga kita dijauhkan dari cara hidup dan sikap mereka.

Indah bunga Wijaya Kusuma,
walau kini semakin langka.
Hargai dan hormati sesama,
hindari sikap berprasangka.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here