Sahabat pelita hati,
HARI ini kita merenungkan kisah pengutusan tujuh puluh (70) murid. Ada sejumlah pesan keutamaan dalam kisah ini. Dua di antaranya yang kiranya baik kita renungkan yakni:
Pertama, Tuhan mengutus kita seperti domba di tengah-tengah serigala. Artinya hidup dan perutusan kita tidak pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Selama masih hidup di dunia tak satu pun dari kita yang terbebas dari kesulitan dan tantangan, apa pun tugas serta panggilannya. Sewajibnya tantangan itu harus dihadapi dan diatasi, bukan dihindari.
Kedua, Ketika kita memasuki rumah, Tuhan memerintahkan agar kita terlebih dahulu menyampaikan salam damai-sejahtera. Jika salam itu diterima oleh mereka maka berkahnya akan tinggal dalam rumah itu, jika ditolak berkahnya akan kembali kepada kita. Dengan demikian tugas kita sebagai murid Tuhan adalah membawa berkah kepada sesama melalui karya baik kita, di mana pun dan kapan pun. Bahkan jika kebaikan kita tidak ditanggapi atau ditolak janganlah merasa sia-sia, karena berkahnya akan kembali kepada kita. Membawa berkah kebaikan kepada sesama adalah sebuah keharusan bagi murid-murid Tuhan.
Sahabat terkasih,
Bunda Theresa pernah berkata, “ketika kita berbuat baik mungkin orang akan mencurigai kebaikan kita. Namun tetaplah berbuat baik. ” Jangan berhenti berbuat baik hanya karena penilaian orang. Jika kebaikan itu kita tebarkan dari hati yang tulus, niscaya akan berdayaguna bagi sesama. Teruslah berbuat baik dan menebarkannya kepada lebih banyak orang lagi. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Agar cepat sembuh dari sakit, minum obat tepat waktu. Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit, mintalah kepada yang empunya tuaian, agar mengirimkan pekerja untuk tuaian itu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Neh. 8:1-4a,5-6,7b-12
Lukas 10:1-12
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”(Luk. 10:1-12)