Bacaan Markus 7:1-13
Orang Farisi dan ahli Taurat melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Mrk 7:1-2.5-6)
KINI Yesus menegur orang-orang Farisi dengan nada sedikit keras, dengan menyebut orang-orang Farisi sebagai orang munafik dan hanya memuliakan Allah dengan bibir bukan hatinya (bdk Mrk. 7:6). Mengapa? Orang-orang Farisi cenderung “sewot” terhadap orang lain. Mereka suka menilai dan mengkritik orang lain yang tidak menjalan ibadah atau adat-istiadat Yahudi seperti yang mereka jalani. Mereka menganggap bahwa tindakan mereka yang paling benar sedangkan orang lain tidak alias mudah menyalahkan orang.
Tuhan tak ingin kita mewarisi tabiat pata Farisi. Tuhan tak ingin kita menjadi orang yang pandai bersilat lidah. Tuhan menghendaki kita memiliki hati yang memuji dan menyembah. Tak pernah mencari-cari kesalahan orang apalagi merendahkannya. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang selalu digerakkan oleh hati yang memuji dan menyembah serta menjauhkan diri dari sumpah serapah. Tak senang dipuja-puja tetapi mengutamakan hidup sahaja. Kesahajaan dan kesederhanaan inilah yang berkenan di hati Tuhan. Semoga kita mampu mengusahakan.
Memaafkan yang salah,
pasti berlimpah berkah.
Mampukan kami ya Allah,
memiliki hati yang memuji dan menyembah.
Salam kasih dari Bumi Cendrawasih,
Berkah Dalem, rm.istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)