Pelita Hati: 06.07.2018 – Tuhan yang Berbelas Kasih

0
820 views

Bacaan Matius 9:9-13

Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:11-13)

KISAH panggilan dan pertobatan Matius si pemungut cukai adalah sebuah karya indah Allah. Pemungut cukai yang dikategorikan sebagai pendosa dan musuh masyarakat kini telah bertobat dan mengikuti Tuhan. Ia diangkat dari jurang dosa dan beralih kepada hidup dalam bimbingan Bapa. Yesus tidak pilih-pilih dalam memanggil dan mengundang manusia untuk dijadikan murid-Nya.  Apa pun latar belakangnya jika mereka membuka hati dan menanggapi panggilan-Nya Tuhan akan segera menjadikan kawanan pengikut-Nya.

Sahabat terkasih,

Jika kemarin kita berjumpa dengan para ahli Taurat yang selalu berprasangka pada karya dan pekerjaan Tuhan, rasanya tidak jauh berbeda dengan tabiat yang dihidupi oleh orang-orang Farisi. Mereka protes terhadap tindakan Yesus yang makan bersama-sama dengsn pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Mereka tidak paham bahwa Yesus sedang menjalankan misi untuk menarik orang-orang berdosa ke dalam pangkuan kasih-Nya. Yesus juga sedang mempraktekkan bagaimanana harus berbelas kasih kepada orang-orang yang dikategorikan pendosa. Orang-orang semacam ini yang harus mendapat perhatian lebih khusus daripada orang-orang lain yang dikategorikan sebagai orang benar.

Sahabat terkasih,

Apakah kita telah berusaha untuk menarik kembali saudara-saudari kita yang selama ini menjauh dari pangkuan kasih Tuhan? Apakah kita juga  berinisiatif untuk menumbuhkan kembali semangat beriman saudara-saudari kita selama ini lesu dan kurang bergairah? Kita tak boleh abai dan harus berusaha menarik mereka kembali di jalan dan jalur keselamatan Tuhan tentu dengan cara-cara yang simpatik dan elegan. Inilah sebentuk usaha belas kasih kita kepada sesama.

Jika rajin menjaga kebersihan,
niscaya lingkungan menjadi nyaman.
Tuhan menghendaki belas kasihan,
bukan pujian dan persembahan.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here