Bacaan Lukas 10:17-24
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” (Luk.10:21-22)
SAHABAT pelita hati,
Membaca pelita sabda hari ini tak heran kalau muncul pertanyaan mengapa Yesus bersyukur atas karya Allah disembunyikan bagi orang bijak dan pandai dan dinyatakan pada orang kecil? Apakah tidak salah? Yang dimaksud dengan orang pandai, atau lebih tepatnya yang merasa diri pandai adalah orang-orang Farisi dan para ahli taurat. Mereka memandang dirinya bijaksana dan mahir dalam pemahaman kitab taurat sehingga terlalu sombong untuk menerima ajaran Yesus. Sebaliknya orang-orang kecil adalah para pengikut Yesus, termasuk keduabelas murid yang kesemuanya adalah nelayan sederhana. Kisah panggilan para murid pertama (Simon Petrus dkk) menggambarkan sikap orang sederhana tetapi sigap dan segera menanggapi dan mengikuti panggilan Tuhan. Mereka tak menunda-menunda. Inilah gaya orang kecil dan sederhana yang tidak banyak berargumen tetapi siap mengikuti Yesus dan berserah diri kepada-Nya.
Sahabat terkasih
Yesus mengucapkan doa syukur kepada Bapa di surga karena ketujuh puluh murid-Nya kembali dari menjalankan tugas perutusan (Luk.10:17-20) dengan beragam keberhasilan di antaranya adalah mengusir setan-setsn. Doa syukur ini Ia sampaikan atas karya-karya agung Bapa yang telah menyertai murid-murid-Nya yang adalah orang-orang kecil dan sederhana. Doa Yesus ini juga mengajarkan kepada kita agar kita selalu bersyukur atas segala peristiwa hidup. Tuhan selalu campur tangan dalam hidup. Kita tak boleh sombong dan berbangga dengan keberhasilan kita. Kita harus percaya bahwa Dia selalu terlibat dalam setiap peristiwa hidup kita. Di sinilah kita sejatinya sedang menyatakan kerendahan hati kita. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang penuh syukur dan rendah hati.
Burung Tekukur burung Merpati,
berkicau riang di pagi hari.
Hidup penuh syukur dan rendah hati,
percaya Tuhan Sang Maha Pemberi.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)