Bacaan Markus 1:1-8
Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak (Markus 1:4, 6-7)
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita belajar pada seorang tokoh penyiap dan pelapang jalan Tuhan, yaitu Yohanes Pembaptis. Ia tampil sebagai seorang pewarta yang menyerukan pertobatan. Seruannya menjadikan orang melakukan pertobatan dan memberi dirinya dibaptis. Wajar jika Yohanes sangat terkenal dan dikenal pada zamannya. Yang istimewa, ia tetap menempatkan diri sebagai “yang bukan utama”, ia hanyalah pembuka jalan bagi “Sang Utama”. Bahkan dengan kata-katanya yang lugas ia menyatakan posisi dirinya sebagai bukan apa-apa. Kerendahan hatinya sungguh nyata.
“Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak (Markus 1:7) Yohanes tidak senang menonjolkan diri dan menjadikan dirinya lebih penting. Tuhan lah yang harus dijunjung dan diutamakan.
Sahabat terkasih,
Jika tidak hati-hati kita mudah tergoda untuk menjadikan diri lebih penting. Marilah kita belajar hidup rendah hati, karena kerendahan hatilah yang bisa menjadikannkita ditinggikan, sebaliknya kesombongan dan banyak kali membawa kita kepada kejatuhan dan keterpurukan. Semoga kita mampu mengusahakan.
Jika sudah cinta mati, bunga kamboja dianggap melati. Jika hidup dalam kerendahan hati, niscaya kita kan terberkati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)