Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani, berkah Dalem.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat sangat ketat dalam menjalani aturan hukum taurat, termasuk di dalamnya adalah soal makanan. Ada jenis makanan yang tak boleh dimakan alias makanan yang dianggap haram dan najis sebagaimana diatur secara rinci dalam kitab Imamat. Tuhan Yesus ingin meluruskan cara berpikir mereka yang sempit. Bagi Tuhan, bukan yang masuk ke dalam tubuh yang menajiskan tetapi yang keluar dari mulut dan diri kitalah yang dapat menajiskan. Kata-kata kasar dan hujat itulah yang sejatinya menajiskan karena bisa melukai hati orang. Sikap benci, dengki dan iri yang keluar dari hati itulah yang juga menajiskan karena mengakibatkan sikap bermusuhan.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini sejatinya mengajak kita agar tidak menajiskan diri dengan segala perkataan dan perbuatan kita. Maka menjaga kata sangatlah penting. Lebih dari itu, menjaga hati teramat sangat penting. Dengan demikian apa yang keluar dari mulut kita adalah tutur kata yang baik. Demikian juga yang mewujud dalam hidup adalah tindakan yang membawa kasih dan kebaikan. Semua itu bersumber dari hati baik dan tulus. Maka marilah kita jadikan hati kita sebagai tempat bersemayam sumber keutamaan dan kebaikan sehingga hidup kita selalu memancarkan kebaikan, di manapun dan kapan pun. Tetap semangat dan Berkah Dalem.
Dalamnya laut bisa dihitungkan, dalamnya hati siapa yang bisa menerkanya? Yang masuk ke dalam tak menajiskan, yang ke luar dari tubuh yang menajiskannya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1Raj. 10:1-10
Markus 7:14-23
Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Mrk 7:14-23)