Bacaan: Im.19:1-2,11-18, Matius 25:31-46
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.” (Mat. 25:37-40.44-46)
Sahabat pelita hati,
KUTIPAN panjang dalam pelita sabda hari ini (Mat.25: 31-46) bertutur tentang “penghakiman terakhir”. Inti pokoknya, dipaparkan dan ditegaskan bahwa manusia pada akhirnya akan dinilai dan ‘dihakimi’ seturut sikap dan perbuatan yang dilakukan di kala hidupnya. Dengan kata lain manusia akan dinilai dari apa yang dilakukannya. Pelita sabda ini juga menegaskan bahwa Allah kita bukanlah Allah yang jauh dan tak kelihatan. Allah kita senyatanya adalah Allah yang dekat. Ia ada di sekitar kita, juga di dalam diri sesama kita, bahkan Dia tinggal didalam diri yang paling hina sekalipun. Di sanalah Tuhan ada dan bersemayam. Itulah sebabnya Bunda Theresa dari Calcuta pernah berkata, “di dalam diri anak terlantar dan menderita kutemukan wajah Yesus. Dan ketika aku melayani mereka sejatinya aku sedang melayani Kristus sendiri”.
Sahabat terkasih,
Kini saatnya kita bertanya diri: apa yang telah kulakukan untuk sanak saudara kita yang berkekurangan, menderita dan kurang beruntung? Saya berharap sahabat-sahabat memiliki kepedulian dan perhatian untuk sesama yang bernasib seperti itu, karena ketika kita melayani dan memperhatikan mereka, kita sedang melayani Tuhan sendiri. Semoga pelita sabda hari ini semakin memacu kita untuk melakukan kebaikan untuk sesama kita. Sekecil apa pun perbuatan kebaikan kita, tetap akan berguna bagi yang sangat membutuhkan. Dan Tuhan tidak akan mengabaikan setiap tetes embun perhatian kita kepada sesama terutama yang menderita. Tetap semangat berbagi berkah dan berkah Dalem.
Bengawan Solo riwayatmu kini, musim kemarau tak sbrapa airmu. Yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.IstataKredit foto: Ilustrasi (Ist)