Home BERITA Pelita Hati: 07.06.2019 – Mengulurkan Tangan dan Siap Diikat

Pelita Hati: 07.06.2019 – Mengulurkan Tangan dan Siap Diikat

0
1,167 views

Bacaan Yohanes 21:15-19

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” (Yoh 21:18)

Sahabat pelita hati, 

KATA-KATA Yesus dalam Yohanes 21:18 ini selalu diucapkan oleh Uskup dalam upacara pentahbisan imam sambil menyilangkan stola dan mengikatnya dengan tali (singel) di pinggang calon tetahbis. Kata-kata ini mempunyai makna bahwa setiap imam harus rela mengulurkan tangan, taat kepada Uskup dan pimpinannya serta siap diutus ke mana pun, bahkan ke tempat yang tidak disukai. Di sinilah ketaatan kita dipertaruhkan.

Sahabat terkasih, 

Sabda Yesus kepada Petrus ini juga mengandung makna tentang arti kedewasaan kristiani. Dewasa berarti siap untuk “diikat” alias diatur oleh berbagai pihak. Tidak lagi bebas untuk menentukan sendiri apa yang menjadi kesenangan dan keinginannya sendiri (egois) tetapi siap untuk mengikuti kepentingan orang lain atau orang banyak. Ketika masih muda,  remaja apalagi anak-anak kita sejatinya mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya dan miskin tanggungjawab. Artinya tindakan kita tak terikat oleh tanggungjawab atau pihak lain.  Namun ketika kita sudah dewasa (apalagi berkeluarga)  kita tak mungkin lagi hidup dalam kebebasan yang sebebas-bebasnya karena kita harus terikat dengan pasangan hidup, anak dan sederet tanggungjawab  dalam keluarga dan masyarakat. Kita harus rela diikat dan diatur oleh beragam hal dan berbagai pihak. Itulah berarti kita harus rela mengulurkan tangan. Karenanya semakin dewasa kita justru terbatasi kebebasan kita. Demikian juga bagi para imam atau biarawan-biarawati. Mereka pun harus rela mengulurkan tangan dan diikat oleh macam-macam tanggungjawab pelayanan atau pun aturan dalam biara atau komunitas. 

Sahabat terkasih,

Semoga kita dapat mempersembahkan hidup yang terbaik bagi Tuhan dan sesama seturut panggilan hidup kita masing-masing. Itulah sebentuk wujud nyata tanggungjawab dan pengorbanan kita kepada Tuhan yang telah memanggil dan mengutus kita.

Merah warna buah Delima,
putih warna bunga Melati.
Ulurkan tangan pada sesama,
layani dengan sepenuh hati.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)  

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here