Sahabat pelita hati
ORANG-ORANG Saduki tidak percaya akan adanya kebangkitan atau kehidupan setelah kematian. Pola pikirnya amat praktis, bagaimana nasib orang pernah menikah hingga tujuh (7) kali? Siapa yang menjadi istri sah jika ada kebangkitan setelah kematian? Reaksi Yesus amat keras, bahkan menyebut mereka sebagai orang sesat atau sekurangnya sesat dalam berpikir. Mengapa Yesus bersikap sekeras itu? Orang Saduki adalah keturunan imam Zadok yang sudah seharusnya mengerti isi Kitab Suci sebagaimana yang tersurat dalam Taurat Musa atau kitab Perjanjian Lama bahwa Yahwe adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub dan Dia adalah Allah orang hidup bukan orang mati.
Sahabat terkasih,
Kita percaya kematian bukanlah akhir dari kehidupan tetapi merupakan pinru gerbang menuju hidup abadi. Orang yang sudah meninggal dibebaskan dari keterbatasannya sebagai manusia yang tak lepas dari perbuatan dosa. Ia sudah terbebas dari ruang dan waktu. Dan inilah tujuan akhir dari peziarahan manusia yaitu mengalami hidup kekal bersama Tuhan. Dengan kata lain hidup abadi bersama-Nya.
Jangan malu untuk bertanya, agar tidak tersesat jalannya. Hidup kekal adalah jaminannya, bagi yang setia hingga pada akhirnya.
Waspada dan hati-hati, cahaya lampu mulai meredup. Allah kita bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Tobit 3:1-11a.13.16-17a
Markus 12:18-27
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
“Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!” (Mrk 12:24-27)