Bacaan Matius 9:14-17
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”
PELITA sabda hari ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya sikap bijak dalam bertindak. Sikap bijak berarti tahu menempatkan diri, tahu membawa diri, tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diputuskan. Tuhan mengibaratkan seperti anggur baru tidak boleh ditempatkan dalam kantong yang tua agar tidak koyak tetapi harus ditempatkan dalam kantong yang baru.
Sahabat terkasih,
Bijak dalam bertindak berarti juga harus memadukan antara ‘wadah’ atau tindakan nyata kita dengan motivasi hati atau kedalaman batin kita. Tindakan dan sikap hidup kita adalah cerminan atau pantulan dari hati. Karenanya memurnikan dan menjernihkan hati menjadi begitu penting. Inilah sebabnya kita perlu mengasah hati dan rohani kita dengan firman-Nya yang suci. Pelita sabda keutamaan Tuhan yang kita baca dan renungkan setiap diharapkan dapat memurnikan dan menyucikan hati. Dengan demikian apa yang memancar keluar dari kita baik lewat tutur kata maupun sikap dan tindak tanduk kita selalu memancarkan kebaikan. Inilah yang dinamakan tata batin menjadi sumber dari tata lahir kita.
Sahabat terkasih,
Marilah kita berusaha untuk menjaga hati dan batin kita agar sikap hidup kita dapat menjadi berkah bagi sesama. Kita harus bersukacita dan membawa sukacita bagi sesama lewat perbuatan baik kita. Apakah Anda telah mengusahakannya?
Cendrawasih dari Irian,
indahmu sungguh mengagumkan.
Terima kasih ya Tuhan,
Firman-Mu sungguh meneguhkan.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)