Bacaan Matius 14:22-36
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Mat.14:22-27)
Sahabat pelita hati,
PELITA Sabda hari ini mengetengahkan dua pesan keutamaan yaitu:
(1) pentingnya doa sebagai alat utama komunikasi dengan Tuhan.
(2) Tuhan senantiasa hadir menyertai para murid dan kita umat-Nya.Pentingnya doa diteladankan oleh Yesus sendiri. Di tengah kesibukan karya-Nya Yesus mengambil waktu secara pribadi untuk menimba kekuatan dari Bapa melalui doa. Bila Yesus mengambil cara seperti itu bagaimana dengan kita? Apakah kita mengambil waktu pribadi untuk berkanjang dalam doa dengan Tuhan? Atau kita terlalu sombong sehingga merasa tidak perlu mengambil waktu secara khusus untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan? Ingatlah bahwa doa adalah sumber kekuatan bagi hidup kita.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini juga menegaskan bahwa Yesus selalu hadir dan menyertai terutama di saat-saat kita bergumul dalam perjuangan kesulitan. Ia hadir ketika perahu para murid diombang-ambingkan oleh angin sakal. Karenanya kita tak boleh putus asa Tuhan selalu ada dan hadir pada saatnya. Dalam badai kehidupan sebesar apa pun Tuhan hadir, menyapa dan memberi ketenangan kepada kita. Yang dibutuhkan adalah sikap hati kita yang terbuka dan percaya kepada-Nya. Yakinlah Tuhan takkan membiarkan kita terombang ambing oleh bagai kehidupan. Jangan takut.
Manis rasa si buah duku,
semanis senyumu kepadaku.
Terpujilah Allah gunung batuku,
Engkau perisai keselamatanku
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)