Sahabat pelita hati,
KISAH Yesus memberi makan limaribu (5000) orang diceritakan oleh keempat penginjil. Ada hal yang istimewa dalam Injil Matius. Kisah penggandaan roti ini ditempat perais setelah kisah pembunuhan Yohanes Pembaptis, yang dibunuh secara keji oleh Herodes (Matius 14:1-12). Yohanes dipenggal kepalanya dengan sebuah intrik dan rekayasa yang sempurna oleh Herodias, isteri Herodes. Matius 14:13 berkisah, “Setelah Yesus mendengar berita itu (pembunuhan Yohanes) menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.” Nyata bahwa Yesus mengalami kesedihan mendalam karena Ia dan Yohanes memiliki hubungan batin yang amat mendalam. Karenanya, Ia naik perahu ke seberang, ingin menyendiri dan menyingkir serta tidak mau diganggu oleh aktivitas apa pun dan oleh siapa pun. Namun ternyata banyak orang berbondong-bondong mengambil jalan darat dan dengan membawa begitu banyak orang sakit dan minta penyembuhan. Di situlah Tuhan tergerak oleh belas kasih. Persoalan berikut adalah khalayak yang jumlahnya ribuan itu kelaparan. Lalu apa yang dibuat kemudian?
Sahabat terkasih,
Jika kita amati, ada dua sikap berbeda:
Pertama, para murid senang mengambil cara yang mudah yaitu hendak mengusir orang banyak agar mereka pulang atau mencari makan di kampung terdekat. Inilah jalan pintas yang paling mudah dan tidak membuat repot.
Kedua, sebaliknya, Yesus memerintahkan ‘kamu harus memberi makan!’ Yesus meminta para murid untuk belajar peduli dan bertanggungjawab. Memang persoalan berikutnya adalah bagaimana mungkin jika hanya ada dua (2) ikan dan lima (5) roti Jelai? Para murid lupa bahwa mereka ada bersama Yesus. Singkat cerita, Tuhan membuat mujizat atas roti dan ikan itu sehingga dapat memenuhi lima ribuan orang.
Sahabat terkasih,
Terkadang kita pun seperti para murid, mudah ambil jalan pintas dan mudah kalut. Kita lupa bahwa Tuhan selalu beserta kita dan dapat menjadi jawaban atas aneka macam pergumulan dan persoalan. Semoga pelita sabda hari ini meneguhkan hati dan pengharapan kita. Berkah Dalem.
Pagi hari betapa indahnya, burung berkicau riang di dedaunan. Ketika Yesus melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Bil. 11:4b-15;
Matius 14:13-21
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anal-anak. (Mat.14:13-21)