Pelita Hati: 07.09.2020 – Berbuat Baik atau Berbuat Jahat

0
632 views

Bacaan Lukas 6:6-11 

Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Sahabat pelita hati, 

“BERBUAT baik atau berbuat jahat?” itulah pertanyaan Yesus yang kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang mempermasalahkan-Nya kerika Ia menyembuhkan orang sakit di hari sabat. Kita sedang menyaksikan dua sikap atau dua cara pandang yang saling bertolak belakang tentang pelaksanaan hukum Sabat. Orang-orang Farisi dan ahli Taurat selalu berpegang teguh pada aturan hukum Sabat apa pun alasannya, sementara Tuhan Yesus memandang pelaksanaan hukum Sabat harus memperhatikan situasi dan kondisi manusia. Sabat bisa diabaikan demi kepentingan yang lebih utama, yaitu menyembuhkan orang sakit. 

Sahabat terkasih, 

Orang Yahudi dikenal sangat fanatik pada adat istiadat nenek moyang yang telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan secara ketat. Hukum Sabat yang tak boleh dilanggar atas alasan apa pun. Itu sebabnya ketika Yesus hendak menyembuhkan orang yang mati tangannya mereka sudah siap mempersalahkan-Nya. Sikap dan tindakan Yesus itu jelas menodai kesucian hari Sabat yang harus bebas dari segala aktivitas. Jawaban Yesus sungguh menohok,  “manakah yang diperbolehkan pada hari sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?”  Mereka pun bungkam tak berani menjawab. 

Sahabat terkasih, 

Yesus memang “melanggar” aturan Yahudi karena melakukan penyembuhan di hari Sabat, namun itu dilakukan demi sebuah nilai yang lebih tinggi, yakni berbelas kasih terhadap orang lemah dan menderita. Yesus lebih mengutamakan menyelamatkan orang dari derita dan sakit daripada tidak berbuat apa-apa  karena takut pada hukum Sabat yang melarangnya. Semoga teladan Tuhan ini menginspirasi kita untuk selalu mengutamakan dan  memperjuangkan kasih dan kebaikan bagi sesama dalam situasi dan kondisi apa pun. Kita harus berani melakukan kebaikan demi kebaikan bukan karena aturan.

Mana yang diperbolehkan di hari Sabat?
berbuat baik atau berbuat jahat?
Selamat pagi para sahabat.
semoga hari ini berlimpah berkat.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here