Pelita Hati: 07.10.2019 – Hidup Bermurah Hati

0
489 views

Bacaan Lukas 10:25-37

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (Luk.10:33-35)

Sahabat pelita hati,

KISAH tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” merupakan salah satu perumpamaan terindah yang diceritakan oleh penginjil Lukas. Kisah ini memuat pesan keutamaan yang mendasar, yakni beriman yang benar harus mewujud dalam tindakan kasih yang nyata, peduli kepada sesama terutama yang menderita. Kisah ini juga mendorong kita untuk berani menerobos sekat-sekat ras, suku, budaya dan agama jika demi pelayanan kasih kepada sesama.

Sahabat terkasih,

Orang pertama dan kedua (imam dan orang Lewi) yang dikisahkan dalam perumpamaan ini adalah orang yang memiliki kedudukan penting dalam jajaran agama Yahudi. Mereka adalah pemimpin upacara kurban dan petugas ibadah di bait Allah. Namun mereka membiarkan sesamanya  warga Yahudi yang mengalami korban perampokan dengan sejumlah alasan. Sementara seorang Samaria yang selalu direndahkan oleh bangsa Yahudi dan disebut sebagai keturunan pendosa justru  menunjukkan empati kasihnya kepada korban. Ia tidak hanya menolong tetapi rela mengeluarkan biaya untuk pengobatan. Sebuah paradoks hidup yang pantas menjadi permenungan kita. Yang menganggap diri sebagai pewaris tunggal keselamatan justru tak peduli kepada sesamanya, sementara yang dinilai pendosa justru menyatakan tindakan belas kasihnya. Kisah orang Samaria yang murah hati ini kini menjadi inspirasi bagi karya pelayanan lintas batas alias pelayanan yang tak terbatasi oleh sekat-sekat ras, suku dan agama. 

Sahabat terkasih 

Semoga pelita sabda hari ini mendorong kita untuk semakin giat dalam mengembangkan sikap peduli kepada sesama (siapa pun itu) terutama yang lemah dan menderita. Jadilah “orang samaria” yang baik hati di masa kini.

Meneladan ibu kita Kartini,
pejuang kaumnya, putri sejati,
Ya Tuhan mampukan kami,
untuk hidup bermurah hati .

dari Lereng Merbabu-Merapi, 
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here