Pelita Hati: 07.11.2018 – Tuhan yang Diutamakan

0
1,345 views

Bacaan Lukas 14:25-33

Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14:26-28.33

SAHABAT pelita hati,

Pelita sabda hari ini terasa keras, tidak manusiawi dan tak masuk akal. Namun sesungguhnya Yesus tak meminta setiap orang harus benar-benar membenci orang tua dan segala yang dimilikinya. Yesus mau menekankan bahwa setiap murid Yesus harus mengutamakan Kristus daripada yang lainnya, bahkan secara radikal dikatakan harus siap mengorbankan nyawa. Terpenting, Yesus tidak hanya meminta dan menuntut kepada orang lain namun Ia sendiri juga melakukannya. Yesus pun menyerahkan nyawa demi ketaatan-Nya kepada Bapa dan demi penebusan dosa manusia.

Sahabat terkasih,

Bagaimana memaknai sabda Tuhan di masa kini? Hidup keseharian kita menjadi medan untuk mewujudnyatakan cinta kita secara total kepada Tuhan. Ketika kita menghayati panggilan hidup kita masing-masing  dengan sepenuh hati sejatinya kita sedang mewujudnyatakan cinta kita kepada Tuhan. Tuhan tak menilai apa jenis pekerjaan dan apa jabatan kita, tetapi Tuhan akan menilai apakah kita tekun, setia dan bertanggungjawab terhadap hidup yang kita jalani. Di atas semuanya itu adalah kesetiaan iman kita.

Sahabat terkasih,

Semoga pelita sabda  hari ini semakin memacu kita untuk menegaskan kembali komitnen cinta kita kepada Tuhan.

Hati-hati memilih teman,
agar tidak dimanfaatkan.
Jika kita sungguh beriman,
Tuhan harus  diutamakan.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here