Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini memuat dua kisah atau perikope yakni pemberitaan ketiga tentang penderitaan-Nya dan permintaan ibu Yakobus dan Zebedeus untuk kedudukan mereka di kelak kemudian hari.
Para murid lainnya pun bereaksi keras dan hendak menggunakan cara kekeraan pula.
Atas peristiwa itulah akhirnya Tuhan memberikan pengajaran tentang semangat dasar hidup kristiani kepada murid-murid-Nya. Ketika arus kuat para pemimpin dan pembesar menggunakan tangan besi dan kekuasaannya dalam mengelola pemerintahan, Yesus memerintahkan para murid-Nya mengembangkan sikap menjadi pelayan dan hamba. Semangat dasar pelayan adalah abdi atau pembantu.
Tugas pokok seorang pelayan adalah membantu dan melayani sang tuan. Seorang pelayan yang baik akan mendahulukan kepentingan atau keinginan sang tuan. Kepada Yakobus dan Yohanes, Tuhan mengatakan bahwa kita harus rela melayani jika ingin menjadi “orang”, bahkan jika sudah menjadi “orang”, sekalipun harus tetap rela melayani.
Sahabat terkasih,
Di balik sikap rela melayani ini sebenarnya tersembunyi sikap kerendahan hati. Tidak ingin diistimewakan tetapi rela mendahulukan orang lain.
Seorang hamba yang baik takkan pernah mau mendahului tuannya dalam segala hal alias ia akan mendahulukan orang lain.
Bagaimana semangat melayani itu telah kita hayati di tengah keluarga, di lingkungan kerja dan masyarakat di sekitar kita?
Atau kita justru cenderung selalu minta dilayani dan diistimewakan?
Di masa prapaskah ini marilah kita menata diri agar mengemban semangat mengabdi, melayani dengan tulus dan murah hati. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Pergi ke pasar membeli jamu, jamu sehat untuk pegal linu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yeremia 18:18-20
Matius 20:17-28
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat.20:17-28)