Bacaan: 1Raj. 19:4-8;Ef. 4:30-5:2;Yohanes 6:41-51
Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: “Akulah roti yang telah turun dari sorga.” Kata mereka: “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?” Jawab Yesus kepada mereka: “Jangan kamu bersungut-sungut.
Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh 6:41-44.51)
Sahabat pelita hati,
YESUS adalah Sang Roti Hidup. Roti Hidup itu juga kita maknai sebagai ‘roti ekaristi’, tubuh Yesus sendiri. Pertanyaannya adalah apa tandanya orang makan Roti Hidup yang turun dari sorga alias menerima daging dan darah Yesus? Setidaknya ada tiga tanda yang menjelaskannya:
- menerima Yesus tidak sekadar formal dan intelektual tetapi menyatukan kehendak dan hati dengan Yesus sehingga hidup kita sungguh digerakkan oleh daya dan kehendak Yesus alias hidup menurut Yesus. Sehati dan seperasaan dengan Tuhan.
- menerima Yesus berarti menjadikan diri lebih bermakna dan bernilai. Karenanya setiap tutur kata dan cara hidup menampakkan mutu kualitas hidup yang berdaya guna bagi sesama.
- menerima Yesus berarti hidupnya semakin lebih hidup artinya selalu memancarkan aura dan cahaya kehidupan, sukacita dan kegembiraan bagi sesama.
Sahabat terkasih,
Kita bertanya pada diri kita masing-masing: apakah hidup kita sungguh bermaka bagi sesama?Apakah kita sungguh membawa sukacita bagi sesama? Apakah hidup kita telah memantulkan wajah Tuhan yang penuh kasih dan peduli kepada sesama? Semoga pelita sabda hari ini mendorong kita untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih baik dan bemakna terutama kepasa sesama kita yang harus berjuang menghadaping ganasnya covid-19. Berkah Dalem.
Jalan pagi sambil berolah raga, agar raga semakin kuat daya tahannya. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Yang makan roti ini, akan hidup selama-lamanya
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)