Sahabat pelita hati,
PELITA sabda harinl ini diawali oleh komentar dan pertanyaan orang Farisi ketika melihat murid-murid Yesus tidak membasuh tangan sebelum perjamuan makan. Menurut orang Farisi dan ahli Taurat perbuatan itu melanggar Hukum Taurat (ay.2), tetapi tidak demikian menurut Tuhan Yesus. Setidaknya ada dua (2) alasan,
Pertama, Yesus sungguh tahu praktek kemunafikan orang-orang Farisi dan Ahli Taurat. Mereka melakukan adat istiadat Yaudi tetapi hatinya jauh dari kasih. Mereka membersihkan luarannya tetapi membiarkan hatinya penuh dengan kedengkian dan kesombongan.
Kedua, sebenarnya makan dengan tangan yang belum dicuci tidak melanggar Hukum Taurat. Inti Hukum Taurat bukan terletak pada peraturan-peraturan jasmani melainkan terletak di hati. Hati yang tulus, bersih akan menghasilkan perbuatan baik, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, Yesus mengecam tradisi yang hanya mementingkan tindakan lahiriah, tetapi mengabaikan yang Tuhan kehendaki.
Sahabat terkasih,
Tuhan Yesus menutup sabda-Nya dengan menegaskan bahwa yang menajiskan itu bukan yang masuk ke dalam mulut tetapi yang keluar dari mulut, yakni kata-kata kasar maupun yang dibarengi dengan sikap benci. Pelita sabda hari ini sejatinya mengingatkan kita agar tidak mudah jatuh ke dalam dosa kemunafikan. Orang-orang Farisi seolah-olah tampil saleh dan setia kepada Tuhan dengan menjalankan tata peraturan agama, tetapi telah melanggar perintah Tuhan lainnya yang lebih penting untuk dilakukan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Sakit gigi bisa disembuhkan, sakit hati terkadang sulit dipulihkan. Yang masuk ke dalam mulut tak menajiskan, tetapi yang keluar dari mulut, yang menajiskan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Bil.12:1-13
Matius 15:1-2.10-14
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: “Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.” Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” Jawab Yesus: “Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang. (Mat.15:1-2.10-14)