Bacaan: Mi. 5:1-4a/Rm. 8:28-30, Matius 1:1-16.18-23
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita merayakan hari kelahiran Santa Perawan Maria. Cerita kelahiran Maria tak pernah dicatat dalam Kitab Suci.
Namun demikian sejak abad ke-5 terdapat bukti adanya sebuah gereja yang didekasikan kepada Santa Anna (ibunda dari Maria) yang terletak di sebelah utara Bait Allah di Yerusalem.
Pada tahun 603, Beatrik di Yerusalem, Sophronius mengatakan bahwa di lokasi gereja itulah Maria dilahirkan.
Mengapa September? Konon, di Konstantinopel (sekarang: Istambul di Turki) awal tahun dimulai pada 1 September dan masih berlaku pada Gereja Timur.
Ditetapkannya tanggal 8 September sebagai hari raya kelahiran Maria didasarkan pada Hari Raya S.P. Maria dikandung tanpa dosa yang jatuh pada tanggal 8 Desember.
Jika dihitung dari 8 Desember hingga 8 September jarak waktunya sembilan (9) bulan.
Konon, ‘Pesta Kelahiran S.P. Maria’ diperkenalkan di Roma menjelang abad ke-7.
Sahabat terkasih,
Gereja katolik mendasarkan imannya bukan hanya pada Kitab Suci tetapi juga Tradisi atau sering disebut tradisi suci yang bahkan sudah berkembang secara lisan sebelum Kitab Suci ditulis. Tradisi adalah pengalaman iman jemaat sepanjang sejarah yang dijadikan landasan beriman sebelum Kitab Suci itu ada. Jika dalam tradisi Gereja bunda Maria mendapatkan penghormatan yang begitu rupa karena Kitab Suci mencatat keutamaan dan imannya yang pantas menjadi teladan kita. Dari beberapa kisah tentang Maria menyatakan betapa Ia adalah bunda teladan iman, teladan ketabahan, teladan kesetiaan.
Pernyataan kesanggupan Maria, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” sungguh ia hayati hingga di ujung sejarah. Maria begitu tabah mendampingi putera-Nya hingga penyaliban dan wafat-Nya di puncak Golgota.
pun digelari sebagai “Bunda Sapta Duka” namun tetap tabah dan setia menghadapinya.
Sahabat terkasih,
Mari kita teladani sikap hidup sang Bunda kita, tidak cukup hanya memuji di dalam doa maupun hanya mengaguminya. Kita pun harus tenang, tabah, setia dan kuat menghadapi masalah, bukan justru mengeluh dan mengesah.
Semangat.
Maria Bunda pilihan Allah, hidupnya taat dan selalu berserah. Jadilah pribadi yang setia dan tabah, jangan suka mengeluh dan mengesah.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)