Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Mari kita belajar dari kisah Marta dan Maria. Kisah ini menegaskan pentingnya sikap bijak dan benar dalam melayani Tuhan.
Sejatinya tidak ada yang salah dengan Marta. Apa yang dilakukan semata-mata sebagai bentuk tanggungjawabnya sebagai tuan rumah yang baik. Ia ingin menjamu dan melayani “Sang Tamu Istimewa” yakni Tuhan Yesus, dengan menyibukkan diri beserta segala urusannya. Sementara itu, Maria juga tidak melakukan yang salah karena ia sedang menjalankan fungsi tuan rumah yang baik. Ia tidak membiarkan Tuhan sendirian. Maria dengan setia duduk mendengarkan Tuhan dan sabda-sabda-Nya.
Ada satu kekurangan dimikiki Marta. Ia merasa tindakannya yang paling benar dan menilai salah terhadap yang dilakukan Maria. Bukan hanya menyalahkan Maria, Marta juga menyalahkan Tuhan karena membiarkan Maria duduk di dekat kaki-Nya dan tidak membantunya.
Sahabat terkasih,
Sikap dan tindakan Marta ini mengingatkan kita pada sikap orang-orang Farisi yang selalu menganggap diri benar dan senang menyalahkan orang lain dan selalu menyalahkan Yesus. Karakter seperti inilah yang tak sejalan dengan ajaran kasih Tuhan.
Semoga kita bisa belajar dari kedua bersaudara ini. Dari Maria kita belajar untuk memberi waktu bagi Tuhan dan dari sikap Marta kita belajar untuk mengendalikan diri dalam bersikap terhadap sesama. Jangan mudah menilai apalagi menyalahkan sesama karena kita belum tentu lebih benar dari orang lain. Marilah kita mengembangkan sikap bijak dalam bertindak. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Buah jambu siap dipetik,
jambu kristal yang manis rasanya.
Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil dari padanya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Galatia 1:13-24
Lukas 10:38-42
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”