Bacaan: Yeh.37:21-28, Yohanes 11:45-56
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.” Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. (Yoh.11:45-50.53-54)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengisahkan reaksi dan tanggapan terhadap mukjizat Tuhan yang membangkitkan Lazarus dari kematian. Peristiwa itu menjadi istimewa dan tentu saja menggemparkan karena Lazarus yang sudah mati dan dikubur selama tiga hari ternyata bangkit dan hidup lagi. Beberapa saksi mata yang menyaksikan mukjizat itu percaya kepada Yesus, tetapi yang lain tidak. Mereka yang tidak percaya bersekongkol dan mencari cara serta alasan untuk membunuh-Nya.
Sahabat terkasih,
Jika membayangkan peristiwa demi peristiwa, betapa berat beban yang dihadapi Tuhan menjelang Ia mengakhiri karya-Nya. Tuhan banyak dicela dan dicari-cari kesalahannya. Kita bisa membayangkan betapa beratnya pikiran dan perasaan yang membebani batin-Nya yang akhirnya berujung pada penderitaan dan kematian-Nya. Ia tahu apa yang akan terjadi dan dialami. Namun Tuhan tak bergeming. Ia tak menghindar namun dengan tenang menghadapinya. Justru tekad dan kehendak-Nya makin kuat. Komitmen untuk setia pada kehendak Bapa pun semakin kokoh. Inilah teladan indah dari Tuhan yang pantas kita perjuangkan di masa kini. Semoga kita mampu meneladani ketegaran dan kegigihan-Nya dalam menghadapi tantangan hidup hingga pada akhirnya. Berkah Dalem.
Di sana hutan di sini hutan, di tengah-tengahnya ada selokan. Janganlah kalah dengan kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)