Bacaan: 1 Raja-raja 18:41-46, Matius 5:2O-26
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. (Mat. 5:23-25)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mewartakan bahwa sikap batin atau disposisi hati merupakan faktor utama dalam relasi manusia dengan Tuhan. Yang dibutuhkan adalah kebersihan hati bukan kemewahan duniawi. Kalau dalam hati kita masih tersimpan rasa dendam, dan permusuhan sudah barang tentu akan menjadi penghalang relasi kita dengan Tuhan. Karenanya harus berdamai dahulu atau memantaskan hati agar pantas memberikan persembahan kepada Tuhan. Yang kita persembahkan terutama hati yang pantas agar berkenan di hati Tuhan. Untuk itulah Tuhan pernah bersabda “Yang kukehendaki adalah belas kasihan bukan persembahan”.
Sahabat terkasih,
Di hadapan Tuhan yang dipentingkan adalah memantaskan hati terlebih dahulu bukan mengutamakan ibadah formal. Orang yang berkenan di hati Tuhan adalah yang rajin menjalankan hidup ibadah tetapi sekligus peduli terhadap derita sesama. Karena Tuhan sejatinya ada dalam diri orang-orang yang menderita. Tuhan tidak hanya tinggal altar tetapi juga di “pasar”. Artinya Tuhan tidak hanya ditemukan di dalam doa dan ibadah tetapi dalam diri banyak orang terutama yang lemah dan menderita.
Jalan-jalan ke Pangandaran, menikmati pemandangan indah lautan. Tuhan mengendaki belas kasihan, bukan hanya persembahan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)