Pelita Hati: 09.07.2018 – Mempertanggung jawabkan iman

0
1,501 views

Bacaan Matius 9:18-26

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” (Mat 9:18)

Sahabat pelita hati,

Kini kita berjumpa lagi dengan kisah seorang kepala rumah ibadat (Yairus) yang percaya dan menyandarkan harapannya kepada Yesus. Melalui kisah ini, penginjil Matius ingin menyadarkan orang Yahudi tentang keyakinan imannya. Mengapa mereka menolak Kristus sebagai mesias? Jika seorang kepala rumah ibadat yang nota bene adalah orang Yahudi dapat melihat Kristus sebagai Tuhannya bahkan ia  bersimpuh di hadapan-Nya, mengapa orang Yahudi yang lain justru tak mengakui dan menolak Kristus sebagai Tuhan?

Sahabat-sahabat terkasih,

Pertanyaan yang sama juga pantas tertuju kepada kita: bagaimana penghayatan iman kita kepada Tuhan?  Apakah kita memiliki militansi dan daya juang yang teguh dalam beriman? Apakah kita sungguh percaya dan menyandarkan iman kita kepada Yesus sebagaimana Yairus? Kepala rumah ibadat Yahudi ini tahu pasti apa akibat dari sikapnya menyembah Yesus. Ia telah siap dengan segala resiko yang harus dierima, seperti kehilangan karir atau kedudukan bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Beberapa penafsir meyakini setelah peristiwa ini Yairus tidak pernah kembali menjadi kepala rumah ibadat lagi. Maka peristiwa perjumpaannya dengan Yesus menjadi titik balik hidupnya, ia diselamatkan melalui iman. Bukan hanya kesembuhan anaknya yang ia dapatkan tetapi juga keselamatan. Mengikut dan menjadi murid  Kristus bukan sekedar ikut-ikutan tetapi harus menyertakan pertanggungjawaban iman. Sayangnya, masih banyak orang yang mengaku “percaya“ Kristus tapi sesungguhnya  tak mengimaninya secara benar, hanya demi “status” sosial. Beriman pada Kristus merupakan penyerahan diri secara total. Seperti ketiga orang Majus dari Timur, mereka tidak kembali ke jalan lama tetapi mengambil jalan baru. Bagaimanakah oertsnggungjawaban iman Anda? Marilah kita menyandarkan diri dan harapan kita kepada Tuhan serta dengan sungguh-sungguh menghidupi dan menghayati iman kita.

Merpati putih di balik awan,
terbang tinggi sungguh indahnya.
Jiwa bersih orang beriman,
Tuhan sandaran hidupnya.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here