Pelita Hati: 09.08.2021 – Terlibat dan Solutif

0
1,026 views

Bacaan: Ul. 10:12-22, Matius 17:22-27

Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?” Jawabnya: “Memang membayar.” Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus: “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya: “Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”

Sahabat Pelita hati,

PELITA sabda hari ini  berisi tentang “Pemberitahuan Kedua tentang Penderitaan Yesus” dan “Yesus yang membayar bea atau pajak kepada Bait Allah.” Berawal dari pertanyaan petugas bea di bait Allah kepada para murid, “Apakah Gurumu tidak membayar bea ke bait Allah?” akhirnya Yesus membayar pajak itu dengan catatan “agar tidak ada batu sandungan bagi orang Yahudi.” 

Sahabat terkasih,

Awalnya Yesus enggan untuk membayar pajak. Bukan karena pelit dan tidak taat pajak tetapi karena Tuhan mengetahui perilaku para pemungut bea bait Allah yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Namun keprihatinan-Nya tidak menghalangi niatnya untuk taat pada aturan bait Allah agar tak menjadi batu sandungan. Dengan kata lain Tuhan tidak menjadikan diri-Nya istimewa atau diistimewakan. Di sinilah kita  menyaksikan sebuah teladan indah tentang perlunya melibatkan diri dengan masyarakat alias tak menjaga jarak terhadap hidup bersama. Walau Yesus tetap bersikap kritis terhadap praktek hidup yang tidak benar namun Yesus tetap memenuhi kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya.

Sahabat terkasih,

Peristiwa pandemi covid-19 yang sungguh dahsyat ini memang membuat pemerintah bekerja ekstra keras. Banyak pihak yang memberikan kritikan. Fungsi kritis dalam hidup di tengah-tengah masyarakat harus tetap dikedepankan walau tak menghentikan kita untuk tetap melaksanakan kewajiban sebagai warga masyarakat, terutama ikut terlibat dalam memberikan solusi. Semoga kita menjadi pelopor dalam melibatkan diri di tengah-tengah masyarakat terutama di masa pandemi ini yang membutuhkan keterlibatan kita. Tetap semangat.

Indahnya wisata bahari di Raja Ampat,
kepulauan yang ada di Papua Barat.
Jadilah ragi kebaikan di  masyarakat,
agar hidup selalu menjadi berkat.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here