Sahabat pelita hati,
HARI ini kita berjumpa dengan kisah tentang “Orang Samaria yang Murah Hati”, kisah indah dan menyentuh hati. Dalam kisah ini ditampilkan tiga (3) orang dengan tiga sikap yang amat menarik, ketika mereka menemukan seorang Yahudi yang mengalami perampokan dan penganiayaan di jalan dari Yerusalem menuju Yerikho. Dua orang yang nota bene seorang imam dan orang Lewi yang tergolong orang yang memiliki kedudukan penting dalam jajaran agama Yahudi, mereka melewatinya begitu saja alias tidak mau memberi pertolongan. Mereka adalah pemimpin upacara kurban dan petugas ibadah di bait Allah, namun tak peduli kepada sesamanya warga Yahudi yang mengalami korban perampokan. Sementara orang ketiga yakni seorang Samaria yang selalu direndahkan oleh bangsa Yahudi karena disebut keturunan pendosa, justru menunjukkan empati kasihnya kepada sang korban. Ia tidak hanya menolong tetapi rela mengeluarkan biaya demi pengobatan si kurban. Sebuah paradoks hidup yang pantas menjadi permenungan kita. Yang menganggap diri sebagai pewaris tunggal keselamatan justru tak peduli kepada sesamanya, sementara yang dinilai pendosa justru melakukan tindakan belas kasih dengan penuh cinta.
Sahahabat terkasih,
Kisah orang Samaria yang murah hati ini terasa sangat indah dan dapat menjadi inspirasi bagi hidup, karya dan pelayanan kita di saat ini. Kita tak boleh membatasi hidup dengan sekat-sekat ras, suku dan agama. Kisah ini memuat pesan keutamaan yang mendasar, yakni beriman yang benar harus mewujud dalam tindakan kasih yang nyata, peduli kepada sesama terutama yang menderita, tanpa memilah-milah ras, suku, budaya dan agama, jika demi pelayanan kasih kepada sesama. Semoga pelita sabda hari ini mendorong kita untuk semakin giat melakukan pelayanan dan kebaikan kepada semua orang, tanpa kecuali. Mari kita menjadi pelopor pelayanan kasih kepada sesama tanpa membeda-bedakan agama dan asal usulnya. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Sahabat-sahabat pelita hati,semangat pagi, Tuhan selalu memberkati. Inilah orang Samaria yang murah hati, kisahnya sungguh menyentuh hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yun.1:1-17; 2:10
Lukas 10:25-37
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (Luk.10:33-35)