Bacaan Yohanes 2:13-22
Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” (Yoh. 2:13-19)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengisahkan “Yesus yang menyucikan Bait Allah” dengan mengusir para pedagang dan penukar uang di pelataran bait Allah. Apa sebab? Konon, jika mendekati hari Paskah banyak orang dari berbagai penjuru tempat berbondong-bondong ke bait Allah di Yerusalem untuk berdoa dan menghaturkan persembahan. Bagi orang Yahudi perayaan paskah merupakan pengenangan indah akan karya Allah yang menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa merdeka setelah dibebaskan dari perbudakan Mesir. Kisah penyeberangan laut merah menjadi cerita istimewa akan penyertaan Tuhan kepada bangsa pilihan Allah itu. Sebagai wujud syukur itu mereka menghaturkan persembahan dalam wujud derma dan hewan persembahan. Karena mata uang mereka berbeda-beda dan tidak bisa diterima seturut ketetapan dari pihak otoritas Bait Allah, maka mereka harus menukarkannya dengan mata uang resmi yang ditetapkan sebagai persembahan. Singkat cerita, dalam proses penukaran uang dan jual beli hewan persembahan ini terjadi praktek ketidakadilan yang merugikan orang kecil dan orang miskin. Inilah yang mau “disucikan” dan dibersihkan oleh Tuhan.
Sahabat pelita hati,
Kisah tentang penyucian bait Allah juga dapat dimaknai sebagai penyucian hati orang-orang yang selama ini selalu dikotori oleh kepentingan egoisme yang berbalut dengan sikap serakah dan semena-mena. Karenanya kita pun juga perlu menyucikan hati dan pikiran kita dari keinginan duniawi semata dan kehendak memupuk egoisme diri. Merujuk pada kata-kata Paulus, sejatinya tubuh kita adalah bait Roh Kudus atau tempat kediaman-Nya yang perlu dijaga kekudusannya dan tak boleh dikotori oleh beragam kehendak ragawi. Semoga kita mampu menjaga tubuh, kehendak dan hati kita dari segala pikiran jahat dan egoisme. Mari kita persembahkan hidup dan hati kita kepada Tuhan, sebagai wujud nyata bakti dan cinta kita kepada-Nya.
Burung kutilang di atas dahan,
melompat riang ke kiri ke kanan.
Bakti cinta kepada Tuhan,
hidup dalam pelayanan.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)