Bacaan: Yehezkiel 47:1-2.8-9.12, 1 Korintus 3:9b-11.16-17, Yohanes 2:13-22
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. (Yohanes 2:13-19, 22).
Sahabat pelita hati,
HARI ini Gereja merayakan Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran yang diperingati setiap tanggal 9 November. Basilik Lateran adalah Katedral Gereja Roma dan kedudukan gerejawi resmi Uskup Roma yang adalah juga Sri Paus. Basilika ini adalah basilika paling tua dan paling teratas dalam urutan nilai pentingnya (sebagai Katedral Roma) di antara empat basilika penting di Roma, dan memegang gelar ibu gereja ekumene (ibu gereja bagi seluruh penjuru dunia yang dihuni oleh manusia) di komunitas umat Katolik Roma. Setiap kali Pesta Pemberkatan Basilik Lateran, selalu direnungkan kisah Yesus yang menyucikan Bait Suci. Kisah ini ditandai dengan Yesus yang mengobrak-abrik para pedagang di depan bait Allah dan menjadi amat fenomenal pada waktu itu. Namun Tuhan tidak sedang meluapkan amarah demi amarah, tetapi sedang menyadarkan orang-orang di sekitar bait Allah agar kembali pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan di tempat suci. Kemarahan Tuhan bukan semata-mata karena mereka berjualan di depan bait Allah tetapi karena ada praktek ketidakadilan di dalamnya. Dengan kata lain, terjadi praktek kolusi, ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang demi kepentingan diri atau kelompok. Masyarakat kecil yang akan beribadah dipaksa membeli bahan-bahan persembahan dan hewan korban dengan hargs yang mahal. Mereka pun harus menukarkan uang mereka dengan para penukar di depan bait Allah dengan harga yang mencekik. Inilah yang ditentang oleh Yesus. Dan karena itulah Tuhan menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang agar mereka sebagai simbol dan peringatkan perilaku mereka yang jungkir balik.
Sahabat terkasih,
Demi masyarkat kecil tertindas dan dirugikan Tuhan rela melakukan apa pun dan siap berhadapan dengan siapa pun. Apakah kita juga memiliki semangat yang sama? Mari dengan caranya masing-masing, kita ikut terlibat memperbaiki dan meluruskan hal-hal yang sekiranya tidak berjalan semestinya di sekitar kita. Sudah sewajibnya kita menjadi garam dan terang di tengah-tengah masyarakat kita. Inilah sebentuk cara kita untuk “menyucikan” hati sesama agar tidak dikotori lagi oleh tindakan yang dapat merugikan sesama, terutama yang lemah, kecil dan menderita. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Membeli rempah untuk meramu, rempah istimewa dari Maluku. Cinta untuk rumah-Mu, yang menghanguskan aku.
Rombaklah Bait Allah, bait suci ini, dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. Ya Tuhan mampukan.hambamu ini, untuk melayani dengan segala kerendahan hati.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)