Bacaan: Lukas 19:28-40 (Pemberkatan Palma), Yes 50:4-7, Filipi 2:6-11, Lukas 23:1-49
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: “Mengapa kamu melepaskan keledai itu?” Kata mereka: “Tuhan memerlukannya.” Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” (Lukas 19:28-30, 32-38)
Sahabat pelita hati,
HARI ini kita mengawali Pekan Suci atau Minggu Sengsara yang dibuka dengan perayaan Minggu Palma atau sering juga disebut Minggu Daun. Ada dua tema besar yang dihayati dalam ibadah ini, yaitu
Pertama, pemberkatan daun palma dan perarakan yang berciri kemeriahan dan
Kedua, merenungkan sengsara Tuhan sebagaimana tersaji dalam sabda Tuhan dan kisah sengsara atau passio. Marilah kita lihat satu demi satu tema yang menjadi pokok penghayatan kita.
Sahabat terkasih,
Injil mengisahkan Yesus yang diarak sebagai raja, namun bukan Raja yang mengumbar kuasa tetapi Raja Damai yang melayani dengan rendah hati. Ada dua simbol yang dipakai dalam peristiwa ini, yakni daun palma dan keledai. Daun palma merupakan simbol kemenangan, kejayaan dan kegembiraan. Daun palma itu kemudian dipasang di salib sebagai tanda kemenangan Kristus Raja yang jaya dengan pengorbanan salib-Nya. Karenanya, setiap kali memandang salib berdaun palma kita diingatkan akan pengurbanan Tuhan melalui salib-Nya. Selain daun Palma juga ada keledai. Mengapa Tuhan memilih keledai bukan kuda? Kuda identik dengan kekuatan dan sarana perang dengan pasukan berkudanya. Sementara keledai atau kuda beban adalah simbul kesederhanaan, kerendahan hati dan perdamaian. Memang, tidak dapat berlari kencang tetapi ia sangat kuat memikul beban. Yesus memasuki kota Yerusalem menaiki keledai sebagai lambang bahwa Ia siap memikul beban dosa manusia dengan sengsara dan wafat-Nya. Itulah pengorbanan paripurna sebagai puncak karya penebusan-Nya.
Sahabat terkasih,
Puncak dari ibadah Minggu Palma adalah merenungkan kisah sengsara Tuhan (passio) sebagaimana ditulis oleh penginjil Lukas. Inti pokoknya adalah Tuhan memberikan teladan kepada kita bagaimana menjadi setia hingga pada akhirnya. Walaupun diolok, dihina, disiksa, Tuhan tak bergeming. Ia tetap menerima dan menjalani derita dan sengsaranya hingga berujung kematian di kayu salib. Inilah kurban utama dan paripurna yang dipersembahkan Yesus kepada Bapa yang mengutus-Nya. Semoga kita pun dapat menjadi pejuang kesetiaan dan siap berkorban demi dan untuk Tuhan. Selamat memasuki pekan suci dan minggu sengsara. Berkah Dalem.
Semoga kita tidak menyia-nyiakan pengurbanan-Nya dan mencontoh Tuhan yang dengan rendah hati rela berkorban untuk memikul dan meringankan beban sesama.
Dari Banjarbaru ke Martapura, mengejar intan dan batu permata. Minggu palma adalah Minggu sengsara, menyambut Sang Raja yang rela menderita.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)